JAKARTA — Sektor eksplorasi luar angkasa mencatatkan serangkaian insiden kegagalan misi yang krusial sepanjang tahun 2025. Peristiwa-peristiwa naas ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari perusahaan rintisan yang berupaya mencetak sejarah hingga lembaga antariksa terkemuka dunia.
Data yang dihimpun dari berbagai laporan peluncuran sepanjang tahun menunjukkan bahwa insiden tersebut bervariasi, mulai dari masalah propulsi pada tahap kedua roket hingga ketidakstabilan struktural saat pendaratan. Kejadian-kejadian ini kembali menegaskan besarnya risiko dan tantangan dalam sektor eksplorasi luar angkasa.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Lima Kegagalan Misi Antariksa Sepanjang 2025
1. Kegagalan Debut Orbital Innospace (Korea Selatan)
Startup asal Korea Selatan, Innospace, gagal dalam upaya peluncuran orbital perdananya pada Senin, 22 Desember 2025. Roket Hanbit-Nano diluncurkan dari Pusat Antariksa Alcantara di Brasil pada pukul 22.13 waktu setempat Brasil.
Misi ini sangat dinantikan sebagai upaya peluncuran orbital pertama oleh perusahaan swasta Korea Selatan. Namun, roket setinggi 17,3 meter tersebut jatuh kembali ke Bumi hanya sekitar satu menit setelah lepas landas, tidak sesuai dengan rencana.
2. Kegagalan Misi Satelit Navigasi Roket H3 (Jepang)
Misi ketujuh roket andalan Jepang, H3, mengalami kegagalan teknis fatal saat membawa muatan penting pada Minggu, 21 Desember 2025. Roket H3 diluncurkan dari Tanegashima Space Center pada pukul 10.51 waktu setempat Jepang.
Roket ini membawa satelit navigasi Michibiki 5, atau QZS-5, menuju orbit. Pejabat Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) menyatakan bahwa penyalaan kedua mesin tahap kedua gagal dimulai secara normal dan mati sebelum waktunya. Akibat malfungsi ini, satelit QZS-5 tidak dapat ditempatkan ke orbit yang direncanakan, dan misi tersebut dinyatakan gagal total.
3. Kegagalan Peluncuran Perdana Gilmour Space (Australia)
Perusahaan asal Australia, Gilmour Space, meluncurkan roket Eris dari Bowen Orbital Spaceport di pesisir Queensland pada 29 Juli 2025. Peluncuran ini dimaksudkan sebagai upaya orbital pertama untuk roket buatan dalam negeri Australia.
Namun, penerbangan tersebut berakhir sangat singkat dan tidak mencapai ketinggian yang diharapkan. Roket Eris tergelincir ke samping dari landasan dan jatuh kembali ke tanah hanya 14 detik setelah lepas landas.
4. Pendarat Robotik Athena Tumbang di Bulan (Amerika Serikat)
Pada 6 Maret 2025, Athena, sebuah pendarat robotik yang dibangun oleh perusahaan Intuitive Machines yang berbasis di Houston, berhasil mendarat di Bulan membawa sejumlah muatan sains NASA. Namun, kesuksesan pendaratan tersebut berumur pendek karena Athena segera terguling.
Posisi telungkup wahana tersebut mencegah beberapa muatan untuk digelar dengan benar. Lebih kritis lagi, pendarat tersebut tidak dapat mengumpulkan sinar matahari yang cukup untuk mengisi ulang baterainya, menyebabkan Athena mati sehari kemudian. Sebelumnya, perusahaan ini juga mengalami insiden serupa pada Februari 2024 ketika wahana antariksa Odysseus terguling setelah kakinya patah saat menyentuh tanah.
5. Lika-liku Uji Terbang Starship SpaceX (Amerika Serikat)
Roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat, Starship milik SpaceX, meluncur sebanyak lima kali pada 2025 dalam penerbangan uji suborbital dari situs Starbase di Texas Selatan. Tiga penerbangan pertama tahun ini tidak berjalan dengan lancar.
Pada 16 Januari, tahap pertama Starship, booster Super Heavy, berhasil kembali ke Starbase dan ditangkap oleh lengan “chopstick” menara peluncuran. Namun, tahap atas Ship meledak kurang dari 10 menit setelah lepas landas, menyebarkan puing-puing di atas Kepulauan Turks dan Caicos. Hasil serupa terjadi pada uji terbang 6 Maret, yang merupakan peluncuran Starship kedua di 2025.
Penerbangan ke-9, yang lepas landas pada 27 Mei, dianggap sebagai langkah mundur karena kedua tahapan roket hilang secara prematur, meskipun terbang lebih lama dibandingkan pada Penerbangan 7 dan 8. Program ini mengalami kemunduran lain beberapa minggu kemudian ketika kapal yang disiapkan untuk Penerbangan 10 meledak di landasan uji pada 18 Juni.
Namun, SpaceX berhasil bangkit kembali di paruh kedua 2025 dengan sukses dalam Penerbangan 10 pada 26 Agustus dan Penerbangan 11 pada 13 Oktober. Saat ini, perusahaan sedang bersiap untuk uji terbang pertama Starship Versi 3, varian yang lebih besar dan kuat yang dirancang untuk mencapai Mars. Bagian dari persiapan tersebut mencakup pengujian di mana Super Heavy mengalami pembengkokan pada 21 November, namun SpaceX terus melanjutkan program pengembangannya.






