Teknologi

Indonesia Sumber Serangan DDoS Terbesar Dunia, Lonjakan 31.900% dalam 5 Tahun

Advertisement

Indonesia kembali menempati posisi puncak sebagai negara sumber serangan siber Distributed Denial of Service (DDoS) terbesar di dunia. Laporan terbaru dari Cloudflare mencatat lonjakan aktivitas serangan yang berasal dari Indonesia mencapai 31.900 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Periode Juli hingga September 2025 menjadi saksi bisu aktivitas siber yang masif. Cloudflare mendeteksi adanya 8,3 juta serangan DDoS sepanjang kuartal ketiga tahun ini. Sebagian besar serangan tersebut diketahui berasal dari botnet bernama Aisuru, yang dilaporkan telah menginfeksi hingga 4 juta perangkat di seluruh dunia dan mampu menghasilkan lalu lintas data melebihi 1 Terabit per detik (Tbps).

Serangan DDoS sendiri merupakan metode serangan siber yang bertujuan melumpuhkan sebuah layanan atau server dengan cara membanjirinya menggunakan volume trafik atau permintaan yang sangat besar. Fenomena ini terus menunjukkan peningkatan signifikan.

Indonesia Peringkat Teratas Sumber Serangan

Menurut laporan Cloudflare, Indonesia telah kokoh berada di posisi teratas sebagai sumber serangan DDoS, khususnya sejak kuartal III-2024. Peningkatan persentase permintaan serangan DDoS berbasis HTTP yang dikirimkan untuk membanjiri server mencapai 31.900 persen dalam lima tahun terakhir, terhitung sejak kuartal III-2021.

Selain Indonesia, beberapa negara lain di Asia turut masuk dalam daftar sumber serangan DDoS terbesar pada kuartal III-2025. Negara-negara tersebut meliputi Thailand, Vietnam, Singapura, Bangladesh, dan India. Rincian 10 negara sumber serangan DDoS terbesar dunia pada kuartal III-2025 menurut Cloudflare adalah sebagai berikut:

  • Indonesia
  • Thailand
  • Bangladesh
  • Ekuador
  • Rusia
  • Vietnam
  • India
  • Hong Kong
  • Singapura
  • Ukraina

China Masih Menjadi Target Utama

Sementara itu, China kembali menegaskan posisinya sebagai target utama serangan DDoS global. Negara tersebut secara konsisten menjadi sasaran utama serangan siber ini. Selain China, Turki dan Jerman juga dilaporkan menjadi wilayah yang paling sering menjadi target serangan.

Sepanjang kuartal III-2025, sistem Cloudflare mendeteksi sebanyak 8,3 juta serangan DDoS. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 15 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan melonjak 40 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Advertisement

Dominasi serangan DDoS pada periode ini disumbangkan oleh botnet Aisuru. Botnet ini mampu menginfeksi antara 1 hingga 4 juta host di seluruh dunia. Host merujuk pada berbagai perangkat atau sistem yang terhubung ke internet, termasuk komputer, server, dan router.

Kekuatan botnet Aisuru yang ekstrem, mampu menghasilkan lalu lintas data melebihi satu terabit per detik (Tbps) dan lebih dari satu miliar paket per detik (Bpps), menjadi ancaman serius bagi stabilitas layanan online dan internet secara umum.

Amerika Serikat dan Filipina Masuk Daftar Target

Menariknya, laporan ini juga mencatat adanya peningkatan signifikan dalam serangan DDoS yang ditujukan ke Amerika Serikat, yang kini menempati peringkat kelima dalam daftar 10 negara terbesar yang menjadi target serangan. Filipina pun menyusul dengan menduduki peringkat kesepuluh.

Sebelumnya, kedua negara tersebut tidak termasuk dalam daftar negara yang paling banyak diserang. Eskalasi ancaman siber secara global ini menunjukkan perubahan lanskap keamanan digital yang perlu diwaspadai.

Berikut adalah daftar lengkap negara target serangan DDoS pada kuartal III-2025:

  • China
  • Turki
  • Jerman
  • Brasil
  • Amerika Serikat
  • Rusia
  • Vietnam
  • Kanada
  • Korea Selatan
  • Filipina

Cloudflare mengklaim bahwa sistemnya berhasil memblokir total 8,3 juta serangan DDoS, yang berarti rata-rata terdapat 3.780 serangan per jam sepanjang periode pelaporan.

Advertisement