Teknologi

Indonesia dan UEA Unggul dalam Adopsi Agen AI untuk Optimalisasi Rantai Pasok, Ungkap Laporan Cloudera

Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) menonjol sebagai pemimpin global dalam pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk optimalisasi rantai pasok. Hal ini terungkap dalam laporan terbaru Cloudera berjudul The Future of Enterprise AI Agents yang dirilis awal tahun 2025.

Laporan tersebut menyoroti Indonesia sebagai salah satu negara yang secara spesifik memprioritaskan penerapan AI di sektor logistik dan manufaktur. Temuan ini didasarkan pada survei komprehensif terhadap 1.484 pemimpin TI perusahaan di 14 negara.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Fokus pada Efisiensi Operasional Industri

Berbeda dengan negara-negara Barat yang cenderung memfokuskan Agen AI pada deteksi penipuan keuangan atau layanan pelanggan ritel, responden di Indonesia menunjukkan prioritas kuat pada peningkatan efisiensi operasional industri.

Sektor manufaktur menjadi pendorong utama tren ini. Laporan Cloudera mencatat bahwa sekitar 49 persen organisasi manufaktur global kini tengah mengeksplorasi penggunaan Agen AI khusus untuk pengoptimalan rantai pasok. Angka ini sedikit melampaui penggunaan untuk otomatisasi proses (48 persen) dan kontrol kualitas (47 persen).

Agen AI: Lebih dari Sekadar Analisis Pasif

Teknologi Agen AI (Agentic AI) yang diadopsi ini bukan sekadar alat analisis pasif. Agen AI memiliki kemampuan otonom untuk memantau lini produksi guna mendeteksi cacat.

Lebih krusial lagi, teknologi ini mampu secara cerdas mengalihkan logistik rantai pasok saat terjadi gangguan. Kemampuan AI untuk mengambil keputusan otonom ketika disrupsi pengiriman terjadi sangat strategis, terutama mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan tantangan logistik yang unik.

Mendorong Tujuan Industri 4.0

Laporan Cloudera menegaskan bahwa Agen AI berpotensi besar untuk memicu tujuan Industri 4.0, yang secara langsung berdampak pada keuntungan perusahaan. Pergeseran ini menandai transisi signifikan dari sistem manajemen tradisional menuju pengambilan keputusan otonom dalam produksi dan operasi.

Bagi pelaku industri di Indonesia, implementasi Agen AI berarti sistem tidak hanya melaporkan kekurangan stok atau keterlambatan pengiriman. Agen cerdas tersebut dapat langsung memesan ulang bahan baku atau mencari rute pengiriman alternatif secara waktu nyata, tanpa memerlukan persetujuan manual yang memakan waktu.

Tahun Krusial Adopsi Agen AI

Tahun 2025 disebut sebagai periode krusial bagi adopsi Agen AI, di mana banyak perusahaan beralih dari fase eksperimen menuju eksekusi nyata. Dengan 96 persen perusahaan berencana memperluas penggunaan Agen AI dalam 12 bulan ke depan, momentum adopsi teknologi ini semakin kuat.

Posisi Indonesia sebagai salah satu prioritas regional dalam optimalisasi rantai pasok menunjukkan kesiapan infrastruktur industri nasional. Hal ini penting untuk bersaing di panggung global yang semakin terotomatisasi dan efisien.

Mureks