Malam pergantian tahun 2025 menuju 2026 di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Rabu (31/12/2025) malam, diwarnai rintik hujan. Namun, kondisi tersebut tak menyurutkan antusiasme ribuan warga yang tetap memadati ikon Ibu Kota ini. Dengan payung dan jas hujan, mereka setia menanti detik-detik pergantian tahun, menciptakan pemandangan kebersamaan di tengah guyuran air.
Salah satu warga yang gigih bertahan adalah Yayat, yang jauh-jauh datang dari Berau, Kalimantan Utara. Ia memilih Monas sebagai lokasi merayakan malam tahun baru bersama keluarganya. Yayat mengaku telah mempersiapkan diri dengan membawa payung dan jas hujan, mengantisipasi potensi hujan yang memang kerap terjadi di Jakarta.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
“Di sini kan bisa ajak anak lebih santai, bisa sambil duduk, makan-makan, banyak jajanan juga kan di sini, kalau di sana (Bundaran HI) susah. Oh iya memang sudah prepare, karena kita berpikir potensi hujan. Rencana sih sampai pergantian tahun, makanya kita prepare semua,” ujar Yayat saat ditemui detikcom di Monas.
Selain kenyamanan, Yayat juga mengungkapkan alasannya ingin menyaksikan perayaan tahun baru di Jakarta yang tahun ini digelar tanpa petasan dan kembang api. Ia ingin melihat bagaimana euforia masyarakat Jakarta dalam menyambut tahun baru di tengah musibah yang melanda sebagian wilayah Sumatera.
“Kita mau tahu euforia nya di tahun ini seperti apa ya, terutama terkait case yang di Aceh Sumatera, karena ada musibah itu mau lihat apakah di sini tuh merayakannya dengan euforia atau hanya secara sederhana,” jelas Yayat. Ia menambahkan, “Menurut saya, memang pas sih ya ini kalau dilakukan secara sederhana melihat kondisi saat ini di Aceh dan Sumatera.”
Tak hanya Yayat, pasangan Nathan dan Riri juga menjadi bagian dari keramaian di Monas. Keduanya datang dari Makassar, Sulawesi Selatan, khusus untuk merasakan suasana tahun baru di Jakarta. Meski hujan, rasa penasaran mereka untuk melihat ikon Ibu Kota saat perayaan tahun baru membuat mereka tetap bertahan.
“Iya ini (jas hujan) kita beli tadi, kalau masih gerimis bertahan, tapi kalau deras mungkin ini kita akan rapih kan,” tutur Nathan, menunjukkan jas hujan yang baru saja mereka beli. Ia menjelaskan bahwa Monas menjadi pilihan utama karena areanya yang lebih luas dibandingkan Bundaran HI yang cenderung lebih padat saat momen serupa.
“Tempatnya lebih luas ya dibanding tempat lainnya. Di HI padat sekali, di sini kan lebih luas,” imbuh Nathan. Kehadiran mereka dan ratusan ribu warga lainnya membuktikan bahwa Monas tetap menjadi magnet kuat bagi masyarakat untuk merayakan momen pergantian tahun, terlepas dari kondisi cuaca.





