Berita

Fadli Zon Tegaskan Seni Bambu Berpotensi Besar Gerakkan Ekonomi Kreatif dan Industri Budaya

Advertisement

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menegaskan potensi besar seni bambu sebagai motor penggerak ekonomi kreatif dan industri budaya nasional. Penegasan ini disampaikan Fadli saat menutup workshop dan seminar bambu bertema “Warisan Hidup, Kreasi Berkelanjutan” di Kampung Budaya Sunda Paseban, Megamendung, Kabupaten Bogor, pada Minggu (21/12/2025).

Kegiatan yang bertujuan membekali guru seni budaya terkait seni bambu dan angklung ini, menurut Fadli, merupakan upaya penting dalam melestarikan keragaman budaya Indonesia. Ia menyoroti angklung sebagai bukti nyata warisan yang terus diwariskan secara turun-temurun dan kini telah mendunia.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Angklung Mendunia, Seni Bambu Penggerak Ekonomi

“Selain alat musik gamelan dan kolintang, angklung juga sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Saat ini, angklung sudah mulai mendunia dan banyak dimainkan di berbagai tempat, misalnya di dalam selebrasi atau perayaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara lain. Bisa dibilang, angklung adalah satu instrumen yang sudah semakin dikenal di panggung internasional,” ujar Fadli dalam keterangannya.

Fadli menambahkan, menciptakan ekosistem seni angklung sama krusialnya dengan memeliharanya secara berkelanjutan. Ia optimistis, apabila pemanfaatan dan pengembangan seni bambu dilakukan secara maksimal, warisan budaya Sunda yang kaya ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi kreatif dan industri budaya (Cultural and Creative Industry).

“Di masa lalu, nenek moyang kita banyak menggunakan bambu sebagai material untuk kehidupan sehari-hari. Bambu bahkan menjadi alat untuk merekam dan mencatat manuskrip di bambu. Bambu juga punya fungsi bermacam-macam, seperti menyimpan air, menahan longsor, dan sebagainya. Kearifan lokal dan khazanah inilah yang perlu kita rawat dan kedepannya kita jadikan sumber ekonomi budaya,” jelasnya.

Apresiasi untuk Guru Seni Budaya

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kebudayaan turut menyampaikan apresiasi tinggi kepada para guru seni budaya wilayah Bogor yang telah berpartisipasi dalam seminar dan lokakarya. Menurutnya, peran guru sangat vital dalam mewariskan ilmu seni kepada generasi muda.

“Para guru, kepala sekolah, tokoh-tokoh pendidikan dari Kota dan Kabupaten Bogor yang hadir, tentu peran Anda sangat penting untuk menciptakan ekosistem pelaku budaya, terutama kepada anak-anak kita yang memiliki keterampilan yang perlu diberdayakan. Ke depannya, pelatihan seperti ini juga perlu diadakan di sekolah masing-masing,” kata Fadli.

Advertisement

Ia berharap, melalui kegiatan semacam ini, generasi muda dapat terinspirasi untuk melahirkan inovasi baru sekaligus melanjutkan upaya pelestarian seni bambu.

“Mudah-mudahan, lokakarya ini dapat memberikan manfaat kepada para guru seni sehingga bisa memberikan pengetahuan terhadap murid-murid asuhnya. Kita juga harapkan generasi muda semakin terdorong untuk ikut memajukan budaya kita secara berkelanjutan,” tutup Fadli.

Detail Workshop “Warisan Hidup, Kreasi Berkelanjutan”

Workshop dan seminar bambu “Warisan Hidup, Kreasi Berkelanjutan” merupakan inisiasi kolaboratif antara Direktorat Sarana dan Prasarana Kebudayaan dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX. Acara ini berlangsung selama tiga hari, mulai 18 hingga 20 Desember 2025.

Selain pembekalan mengenai pelestarian bambu, lokakarya ini juga menampilkan pameran produk hasil workshop dan resital orkestra angklung. Lebih dari 100 peserta yang terdiri dari guru seni dari wilayah Kabupaten dan Kota Bogor turut memeriahkan acara tersebut.

Menteri Kebudayaan didampingi oleh sejumlah pejabat, di antaranya Direktur Sarana dan Prasarana, Feri Arlius, serta Kepala BPK Wilayah IX, Retno Raswaty. Turut hadir pula pegiat budaya Zaenal dan Viedi S. Sepdian, bersama jajaran pegiat budaya serta guru seni budaya dari Kota dan Kabupaten Bogor.

Advertisement
Mureks