Menjadi seorang ibu membawa perubahan besar dalam hidup, termasuk dinamika emosional dan mental. Peran baru ini dirasakan betul oleh Erika Carlina, yang kini tengah menikmati perannya sebagai ibu dari bayi berusia empat bulan.
Dalam sebuah wawancara di kawasan Jakarta Selatan pada Senin (8/12/2025), Erika Carlina berbagi kisah mengenai kesehariannya yang berubah drastis sejak kehadiran sang buah hati. Fokusnya kini bergeser total untuk mendukung tumbuh kembang anaknya.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
“Kesehariannya pasti berubah banget ya, jadi seorang ibu pasti beda lah. Kesehariannya support sama anak… walaupun kerja tetap fokusnya tetap ke anak,” ujar Erika Carlina.
Aktivitasnya kini tidak bisa terlalu jauh dari rumah. Mengingat usianya yang masih empat bulan, sang bayi membutuhkan perhatian penuh. Terkadang, ia membawa anaknya saat bekerja, namun jika tidak memungkinkan, ia akan segera pulang setelah menyelesaikan tugas.
“Sekarang kalau aktivitas enggak bisa jauh-jauh ya, karena baby masih 4 bulan. Kadang harus dibawa, kalau enggak dibawa paling cepat-cepat pulang,” tambahnya.
Berbeda dengan sebagian ibu baru yang kerap mengalami baby blues atau mood swing, Erika justru merasa lebih bahagia dan bersyukur tidak mengalami gejolak emosional berat pascapersalinan. Ia mengaku justru merasa senang dan bahagia.
“Puji Tuhan enggak ada mood swing. Happy aja sih. Aku punya baby happy, senang, bahagia,” ungkapnya.
Erika bahkan menemukan bahwa kepenatan dari pekerjaan menghilang begitu saja saat melihat buah hatinya. “Kalau lagi ada stres di luar, capek kerja, pulang tuh capeknya hilang,” sambungnya.
Pengalaman Masa Lalu dengan GAD dan Autoimun
Pengalaman masa lalu Erika dalam menghadapi Generalized Anxiety Disorder (GAD) dan autoimun juga turut ia ceritakan. Ia mengaku sempat tidak memahami betul mengenai gangguan mental sebelum mengalaminya sendiri.
Kondisi tersebut awalnya ditandai dengan kerontokan rambut yang tidak wajar. Bukan sekadar rontok biasa, melainkan membentuk area botak di beberapa titik sekaligus.
“Rontoknya itu bukan satu-satu, tapi langsung botak di sekitaran ada empat titik… dan enggak ada pori-porinya,” cerita Erika.
Setelah memeriksakan diri ke dokter spesialis, Erika akhirnya dirujuk ke psikiater. Ia kemudian menyadari bahwa kondisi autoimun dan stres yang tidak disadarinya ternyata saling berhubungan.
“Aku tuh katanya stresnya enggak dirasain… efeknya ke rambut,” ungkapnya.
Dari pengalaman tersebut, Erika belajar pentingnya mengeluarkan emosi yang terpendam. Ia menekankan bahwa emosi seperti ingin menangis atau marah sebaiknya diekspresikan.
“Kalau pengen nangis, marah, itu harus dikeluarin. Jangan dipendam,” sambungnya.
Kini, dengan peran barunya sebagai ibu dan kondisi mental yang lebih stabil, Erika Carlina merasa hidupnya lebih penuh warna. Kebahagiaan terbesarnya datang dari kehadiran sang buah hati yang menjadi sumber energi positif setiap hari.






