Pasangan selebritas Enno Lerian dan Priambodo Soesetyo membagikan resep langgeng pernikahan mereka yang telah menginjak usia 14 tahun. Keduanya sepakat, kunci utama menjaga keharmonisan rumah tangga adalah penerimaan satu sama lain.
Ditemui di Studio Trans TV, Mampang, Jakarta Selatan, pada Senin (22/12/2025), Priambodo menuturkan bahwa pengalaman pahit di masa lalu menjadi pelajaran berharga bagi mereka. Seperti diketahui, baik Enno maupun Priam sama-sama pernah mengalami kegagalan rumah tangga sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
“Kuncinya adalah penerimaan (acceptance),” ujar Priam. “Karena kami berangkat dari kegagalan masa lalu, itu menjadi pelajaran berharga. Kami sadar bahwa perceraian sering terjadi karena masalah ketidakmampuan menerima kekurangan pasangan.”
Priambodo menjelaskan, terlalu berfokus pada kekurangan pasangan hanya akan memicu emosi dan konflik yang tak berkesudahan. Oleh karena itu, ia dan Enno memilih untuk berdamai dengan segala perbedaan yang ada di antara mereka.
“Kami melihatnya ya sudah, pasangan memang begitu adanya. Kami dibesarkan di keluarga berbeda, cara masak pun beda,” katanya. Ia lantas memberikan contoh kecil. “Dulu kami ribut soal cara memencet pasta gigi. Saya dari belakang, dia dari tengah. Awalnya bisa jadi ribut, tapi lama-lama saya berdamai. Kalau lihat pasta gigi penyok di tengah, ya saya rapikan saja ke depan,” beber Priam sambil tersenyum.
Priambodo juga menegaskan bahwa esensi pernikahan adalah soal saling melengkapi, bukan saling menuntut kesempurnaan. “Intinya, pasangan itu saling mengisi. Saya punya 3, dia punya 7, digabung jadi 10,” ujarnya. Ia melanjutkan, “Marah dan kesal pasti ada, tapi kami selalu ingat tujuan awal menikah. Dulu kalau berantem rasanya dia seperti musuh, sekarang kami sadar dia bukan musuh, tapi teman diskusi untuk menjalani kehidupan.”
Sementara itu, Enno Lerian juga berbagi cerita tentang upayanya dan suami menjaga keharmonisan serta ‘percikan’ dalam pernikahan mereka. Meskipun telah bersama lebih dari satu dekade dan memiliki perbedaan usia delapan tahun, Enno merasa justru kini mereka lebih sering menghabiskan waktu berdua.
“Malah sekarang lebih sering (nge-date). Dulu waktu anak-anak masih kecil dan jarak usianya berdekatan, waktu berdua memang sedikit,” ungkap Enno. “Sekarang anak-anak sudah besar dan bisa ditinggal, ditambah pekerjaan suami yang lebih fleksibel, kami jadi makin senang menghabiskan waktu berdua.”
Terkait perbedaan usia yang mencapai delapan tahun, Enno menegaskan hal tersebut tidak pernah menjadi kendala berarti dalam hubungan mereka. “Sama sekali tidak. Aku tidak pernah merasa ada gap usia yang menyulitkan adaptasi,” tegas Enno. “Meskipun beda 8 tahun dan dia dari lingkungan berbeda, kami nyambung saja. Lingkungan kerja dan sosial kami mirip, jadi kami merasa setara.”






