Olahraga

Diskors, Cristiano Ronaldo Absen Voting Pemain Terbaik FIFA 2025 untuk Ketiga Kalinya Beruntun

Advertisement

Jakarta – Megabintang sepak bola Cristiano Ronaldo kembali tidak memberikan suaranya dalam penghargaan Pemain Terbaik FIFA 2025. Absennya Ronaldo kali ini disebabkan oleh skorsing kartu merah, menandai kali ketiga secara beruntun ia tidak berpartisipasi dalam pemilihan prestisius tersebut.

FIFA telah mengumumkan Ousmane Dembele sebagai pemenang Pemain Terbaik FIFA di Doha pada Rabu (17/12/2025). Dembele berhasil mengungguli dua kandidat kuat lainnya, Kylian Mbappe dan Lamine Yamal, dalam ajang yang melibatkan suara dari berbagai insan sepak bola dunia.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Proses pemilihan Pemain Terbaik FIFA melibatkan empat kelompok pemilih dengan bobot suara masing-masing 25 persen: kapten tim nasional, pelatih tim nasional, jurnalis, dan penggemar. Sebagai kapten Timnas Portugal, Cristiano Ronaldo seharusnya memiliki hak suara dalam proses ini.

Namun, pemain berusia 40 tahun itu diketahui tidak mengambil hak pilihnya. Timnas Portugal diwakilkan oleh gelandang Manchester City, Bernardo Silva, yang bertindak sebagai kapten selama Ronaldo menjalani sanksi. Silva memilih Vitinha, Nuno Mendes, dan Dembele dalam daftar Pemain Terbaik FIFA 2025.

Advertisement

Menurut laporan AS Diario, absennya Ronaldo dalam voting kali ini karena ia sedang menjalani skorsing akibat kartu merah yang diterimanya saat Timnas Portugal tumbang kontra Irlandia pada November 2025. Insiden tersebut membuat Bernardo Silva mengambil alih ban kapten tim.

Ini bukan kali pertama Ronaldo absen dalam voting Pemain Terbaik FIFA. Pada tahun sebelumnya, Bernardo Silva juga yang mewakili Portugal untuk memilih daftar pemenang, sementara pada tahun 2023, giliran Pepe yang menggantikan Ronaldo dalam pemilihan tersebut.

Pada tahun 2024, Cristiano Ronaldo sempat mengutarakan skeptisisme terhadap ajang penghargaan individu seperti Pemain Terbaik FIFA dan Ballon d’Or. Ia menilai, penghargaan-penghargaan itu sudah kehilangan kredibilitas, lantaran lebih memprioritaskan momen-momen sukses di suatu turnamen ketimbang statistik yang konsisten seperti rekor gol.

Advertisement