Putri bungsu aktris sekaligus Puteri Indonesia 1994, Venna Melinda, Vania Athabina, kini mulai menunjukkan karakter serta ambisi yang kuat seiring pertumbuhannya menuju masa remaja. Vania tidak hanya sekadar mengikuti jejak sang ibunda dan kedua kakaknya, Verrell Bramasta serta Athalla Naufal, di dunia hiburan. Ia ternyata telah memiliki cita-cita yang sangat spesifik.
Saat ditemui di Studio Trans TV, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, pada Rabu (24/12/2025), Vania dengan lugas mengungkapkan impiannya. “Jadi dokter sama penyanyi. Pengin jadi dokter gigi,” ujar Vania.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Ketertarikan Vania pada profesi dokter gigi bukan tanpa alasan. Venna Melinda menjelaskan bahwa putrinya sangat terinspirasi oleh sosok bibinya yang berprofesi sama. Vania merasa kagum dengan kemampuan bibinya dalam membantu orang lain memiliki penampilan yang lebih baik melalui senyuman.
“Dia punya aunty dokter gigi, dia nge-fans banget karena bisa bikin giginya orang bagus. Kok bikin gigi sih, benerin gigi mama,” jelas Venna Melinda, mengoreksi ucapannya dengan senyum.
Harapan Venna Melinda untuk Vania
Di balik cita-cita Vania sebagai dokter dan penyanyi, Venna Melinda sebagai seorang ibu juga menyimpan harapan besar yang telah ia persiapkan sejak Vania kecil. Sebagai mantan Puteri Indonesia, Venna berharap Vania dapat meneruskan estafet prestasinya di ajang kecantikan bergengsi.
Untuk mewujudkan impian tersebut, Venna bahkan sudah mulai mengatur pola hidup dan kegiatan Vania agar memenuhi standar fisik serta keterampilan yang dibutuhkan. “Kalau ikut beauty pageant itu sebenarnya keinginan aku sih. Aku berharap Vania kalau tingginya sampai 175 cm aja, makanya dia hobi renang sebenarnya. Supaya dia tahu pengalaman, karena beauty pageant itu stepping stone,” terang Venna Melinda.
Pola Asuh Disiplin Ketat
Guna mendukung semua potensi dan cita-cita tersebut, Venna Melinda menerapkan disiplin yang cukup ketat dalam keseharian Vania. Jadwal kegiatan Vania diisi dengan berbagai les, mulai dari vokal, piano, hingga pelajaran akademik.
Venna memiliki alasan kuat di balik keputusannya ini. Ia percaya bahwa dengan jadwal yang padat, Vania akan terhindar dari kebiasaan bermain gawai yang berlebihan. “Anak perempuan, daripada dia main gadget, menurut aku mending dia pulang sekolah capek, tapi les-nya banyak gitu. Masih kecil mesti diprogram,” pungkasnya, menegaskan komitmennya dalam mendidik sang putri.






