Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, secara resmi meminta penyelenggara Super League 2025/2026 untuk melakukan perubahan jadwal pertandingan timnya pada Februari 2026. Permintaan ini diajukan menyusul padatnya agenda Maung Bandung yang akan melakoni enam pertandingan krusial dalam satu bulan tersebut.
Hodak menjelaskan bahwa Persib akan menghadapi empat laga di kompetisi domestik Super League dan dua pertandingan babak 16 besar Asian Champions League 2 (ACL 2) 2025/2026. Kepadatan jadwal ini dinilai berpotensi memengaruhi performa tim.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
“Kami akan meminta liga untuk mengubah jadwal beberapa pertandingan karena ada tiga pertandingan sekaligus dalam dua pekan [di Februari 2026],” ujar Hodak pada Rabu (31/12), seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Jadwal Padat Persib Bandung di Februari 2026
- 06 Februari 2026: Persib vs Malut United (Super League)
- 11 Februari 2026: Ratchaburi vs Persib (ACL 2 Leg 1)
- 16 Februari 2026: Borneo FC vs Persib (Super League)
- 18 Februari 2026: Persib vs Ratchaburi (ACL 2 Leg 2)
- 22 Februari 2026: Persib vs Persita (Super League)
- 26 Februari 2026: Persib vs Madura United (Super League)
Kepadatan jadwal ini membuat Persib harus melakoni perjalanan tandang yang melelahkan. Setelah menjamu Malut United pada 6 Februari, tim asuhan Hodak harus terbang ke Thailand untuk menghadapi Ratchaburi pada 11 Februari. Sekembalinya dari Thailand, mereka langsung bertandang ke markas Borneo FC pada 16 Februari, sebelum kembali menjamu Ratchaburi tiga hari kemudian.
Hodak berharap perubahan jadwal dapat memberikan keuntungan bagi timnya untuk melaju lebih jauh di kompetisi Asia. “Jika mereka [operator liga] bisa mengubah ini, saya pikir kami punya kesempatan untuk melaju ke babak berikutnya [perempat final]. Ini akan berpengaruh,” kata Hodak seusai memimpin latihan tim di Bandung.
Pelatih asal Kroasia itu juga menekankan pentingnya dukungan dari operator liga demi prestasi klub Indonesia di kancah internasional. “Dan itu alasan kami ingin meminta kepada penyelenggara liga. Jika mereka ingin klub Indonesia tampil baik di kompetisi [Asia], mereka harus membantu,” jelasnya.






