ASAHAN – Konsolidasi Daerah Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEM Nus) Koordinator Daerah Sumatera Utara telah rampung dilaksanakan di Asahan pada Selasa, 23 Desember 2025. Pertemuan ini menghasilkan delapan rekomendasi penting yang secara langsung ditujukan untuk menjawab berbagai persoalan nyata di Sumatera Utara.
Selama tiga hari, para presiden mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh Sumatera Utara berkumpul dan berdiskusi intensif mengenai isu pendidikan, pemerataan pembangunan, serta persoalan sosial yang mendesak. Meskipun sempat menghadapi upaya penghentian dari sekelompok mahasiswa, konsolidasi berhasil berjalan sukses dengan suasana penuh semangat dan kebersamaan.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Yogi Mahendra, selaku Presiden Mahasiswa BEM Nusantara Korda Sumut, menegaskan bahwa hasil forum tersebut merupakan bentuk nyata kepedulian mahasiswa terhadap masa depan daerahnya. “Hasil diskusi dan rumusan yang dibawa tidak hanya akan berhenti sebagai wacana, tetapi diupayakan untuk benar-benar diimplementasikan,” ujarnya. Ia menambahkan, seluruh rekomendasi akan disampaikan secara resmi kepada pemerintah provinsi dan DPRD Sumatera Utara untuk segera ditindaklanjuti. “Mahasiswa ingin menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pengkritik kebijakan pemerintah,” tegas Yogi.
Assay Pratama Lubis, Ketua Panitia Pelaksana, menyatakan kebanggaannya atas kelancaran acara yang penuh dinamika tersebut. “Kegiatan itu menunjukkan semangat mahasiswa Sumatera Utara dalam memperjuangkan kepentingan publik masih sangat tinggi,” kata Assay.
Delapan Rekomendasi Utama Hasil Konsolidasi BEM Nusantara Korda Sumut
Hasil pembahasan melahirkan delapan rekomendasi strategis yang dianggap sebagai prioritas untuk segera dibawa ke ranah kebijakan daerah dan nasional. Berikut adalah daftar rekomendasi tersebut:
- Mendesak perbaikan jalan rusak di Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan. Pemerintah daerah dan provinsi diminta segera memperbaiki infrastruktur jalan demi pemerataan pembangunan di wilayah pesisir.
- Menuntut transparansi dalam program KIP Kuliah di seluruh kampus. BEM Nus menemukan indikasi penyalahgunaan kewenangan kampus yang kerap mengancam pencabutan bantuan kepada mahasiswa penerima KIP.
- Merekomendasikan pemerataan akses pendidikan tinggi, terutama bagi mahasiswa dari daerah terpencil yang masih kesulitan memperoleh kuota kuliah yang layak.
- Meminta peningkatan infrastruktur pendidikan di kabupaten/kota Sumatera Utara. Pemerintah didorong untuk memastikan kelayakan sarana dan prasarana pendidikan agar menjadi perhatian prioritas.
- Menyerukan penanganan serius problematika peredaran narkoba. Kota Binjai dicermati sebagai salah satu pusat peredaran narkoba paling rawan dan penanganannya dinilai masih belum maksimal.
- Meminta pemerintah tegas memberantas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Sumatera Utara, apalagi kasus meninggalnya warga bernama Argo Prasetyo di Kabupaten Langkat masih segar di ingatan publik.
- Mendesak penanggulangan banjir di Kota Medan yang setiap tahun terjadi dan berimbas pada aktivitas masyarakat serta penurunan kualitas lingkungan hidup.
- Menuntut kelanjutan pembangunan jalan strategis yaitu ruas Sipiongot–batas Labuhan Batu dan Hutaimbaru–Sipiongot di Padang Lawas Utara yang sempat terhenti akibat dugaan penyalahgunaan anggaran.
Urgensi Kolaborasi dan Pengawalan Aspirasi
Seluruh rekomendasi yang dihasilkan merupakan bentuk akuntabilitas mahasiswa kepada masyarakat Sumatera Utara. BEM Nusantara menilai, pendekatan kolaboratif dan keterlibatan mahasiswa akan menjadi motor penggerak perubahan. Yogi Mahendra menegaskan, “Mahasiswa akan terus jadi pengawal utama agar delapan rekomendasi tadi benar-benar diwujudkan pemerintah.”
Tidak cukup sekadar kritik, BEM Nus menyatakan komitmen mereka dalam mengawasi seluruh proses tindak lanjut di tingkat eksekutif maupun legislatif. Konsolidasi semacam ini dinilai semakin penting karena mempertemukan berbagai pandangan representatif dari mahasiswa di daerah. Mereka mampu menyerap suara dan kebutuhan masyarakat di tingkat paling bawah yang kerap tidak terakomodasi dalam program pemerintah.
Perhatian Khusus pada Infrastruktur dan Isu Sosial
Pada pembahasan infrastruktur, perbaikan jalan Sei Kepayang dan kelanjutan pembangunan dua jalur lintas utama di Padang Lawas Utara menjadi fokus utama. Mahasiswa menilai, pemerataan pembangunan infrastruktur transportasi akan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir dan pedalaman.
Untuk akses pendidikan, transparansi program KIP Kuliah dan pemerataan kuota mahasiswa dari desa terpencil menjadi titik temu aspirasi banyak peserta konsolidasi. BEM Nus menemukan indikasi penyalahgunaan dan intimidasi di sejumlah kampus, sehingga pengawasan perlu segera diperkuat. Ketiadaan infrastruktur pendidikan yang memadai di beberapa daerah juga menjadi sorotan, dengan banyak sekolah dan kampus yang tidak memperoleh pembangunan fasilitas secara memadai dibanding wilayah perkotaan.
BEM Nus juga mengangkat isu sosial berat seperti peredaran narkoba di Binjai dan perdagangan manusia di Langkat. Kedua isu ini dianggap memerlukan prioritas tertinggi bagi penegak hukum dan pemerintah, guna menghentikan jatuhnya korban di masa mendatang.
Dukungan terhadap Gerakan Mahasiswa Sumatera Utara
Meskipun konsolidasi sempat terganggu oleh dinamika internal kelompok mahasiswa, penyelenggaraan kegiatan berjalan lancar hingga penutupan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa gerakan mahasiswa di Sumatera Utara masih solid dan mampu menjaga konsistensi dalam memperjuangkan keadilan sosial.
Assay Pratama Lubis meyakini, “Forum konsolidasi seperti ini harus dipertahankan dan rutin dilaksanakan untuk menjaga idealisme gerakan mahasiswa.” Ia berharap rekomendasi dari BEM Nus dapat menjadi landasan perumusan kebijakan publik yang pro-rakyat. Situasi sosial dan politik di Sumatera Utara kini membutuhkan integrasi partisipasi mahasiswa ke dalam keputusan penting pemerintah daerah. Kehadiran mahasiswa sebagai mitra kritis diharapkan bisa membawa dampak langsung pada perubahan sistem dan pelayanan publik.
Dengan hasil konsolidasi serta delapan rekomendasi yang telah disusun, BEM Nusantara Sumatera Utara mempertegas komitmen mereka untuk terus berperan aktif mengawal kebijakan strategis daerah. Kolaborasi lintas kampus, keterbukaan informasi, serta advokasi berkelanjutan menjadi fondasi menuju Sumatera Utara yang lebih adil dan sejahtera bagi seluruh masyarakat.






