Komedian Harabdu Tohar, yang akrab disapa Bedu, kini resmi menyandang status duda setelah membacakan ikrar talak terhadap istrinya, Irma Kartika Anggraeni. Prosesi perceraian ini berlangsung di Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada Selasa, 9 Desember 2025, dalam suasana haru.
Meskipun keputusan berpisah telah dipertimbangkan matang, Bedu tidak menampik adanya kekhawatiran mendalam pasca-perceraian. Ia mengaku takut tidak dapat mendampingi dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya secara penuh seperti saat masih dalam satu atap.
“Kita kan gak bisa 24 jam menemani istri kan. Selama berumah tangga aja kadang-kadang kita masih tersesat, masih suka gak terpantau, apalagi kita sudah tidak suami istri lagi. Karena, yang saya khawatirkan adalah anak-anak aja sih sebenarnya,” ujar Bedu di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Selasa (9/12/2025).
Selain beban emosional, Bedu juga harus menghadapi tanggung jawab finansial yang cukup besar. Ia berkewajiban memberikan nafkah bulanan dan melunasi cicilan aset berupa rumah serta mobil. Total pengeluaran rutin yang ditaksir untuk mantan istri dan anak-anaknya mencapai angka Rp 50 juta.
“Tapi kan bayarnya kan gak langsung Rp 50 juta. Misalkan anak-anak nih Rp 20 juta sama mbaknya, terus listrik rumah, terus kebutuhan anak-anak, kebutuhan makannya. Karena ibunya yang jaga, ya saya kasih makan juga, semuanya ke ibu. Sama cicilannya ya hampir menyentuh Rp 50 juta,” bebernya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Bedu kini bekerja keras dengan mengambil berbagai pekerjaan, mulai dari presenter program religi hingga menjadi MC. Saat ini, ia memilih tinggal di sebuah rumah kontrakan di kawasan Depok, Jawa Barat.
“Host, sama bikin konten YouTube, sama MC ya masih Alhamdulillah masih ada lebihnya. Kalau buat pulang ke rumah masih Alhamdulillah masih bisa makan, bisa tidur dan bisa buang air,” ungkapnya.
Di balik peristiwa perceraian yang menyakitkan ini, Bedu berupaya mengambil hikmah mendalam. Ia bertekad melakukan introspeksi diri dan memperbaiki kualitas pribadinya di hadapan Tuhan, tanpa lagi mencari validasi dari manusia.
“Kita harus balik ke diri kita, bahwa apa yang sudah kita lakukan buat orang, apakah itu sudah cukup atau belum? Apakah kita sudah berperilaku yang baik atau tidak pada orang lain? Apakah kita sudah benar-benar menjadi versi terbaik bagi orang lain begitu kan? Ya saya rasa saya masih belum cukup. Saya terus belajar, saya terus berbenah untuk meng-update, untuk memperbaiki pribadi saya menjadi orang lebih baik,” katanya.
Menutup pernyataannya, Bedu menegaskan bahwa trauma akibat kegagalan rumah tangga tidak boleh menjadi penghalang untuk melangkah maju.
“Traumanya harus dijadikan pelajaran. Kalau kita trauma nanti kita gak bisa berjalan dengan baik ke depannya begitu,” pungkasnya.






