Pemerintah Thailand memutuskan menunda pemindahan 18 tentara Kamboja yang ditawan, Rabu (31/12/2025). Keputusan ini diambil di tengah kekhawatiran keamanan yang meningkat di wilayah perbatasan kedua negara Asia Tenggara, meskipun gencatan senjata telah diberlakukan dan melewati batas waktu 72 jam yang sebelumnya disepakati sebagai syarat pembebasan.
Kekhawatiran Keamanan Jadi Alasan Penundaan
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, menjelaskan bahwa Bangkok tengah mengevaluasi ulang waktu dan mekanisme penyerahan para tentara tersebut. Ia menegaskan bahwa faktor keamanan menjadi pertimbangan utama dalam proses ini.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
“Pertimbangan mengenai tanggal dan waktu pelepasan bergantung pada aspek keamanan,” kata Nikorndej dalam konferensi pers di Bangkok. Ia menambahkan bahwa penyerahan para tentara Kamboja tersebut masih berpotensi dilakukan dalam waktu dekat.
Tuduhan Pelanggaran Gencatan Senjata
Penundaan ini juga dipicu oleh tuduhan militer Thailand yang menyebut Kamboja telah melanggar ketentuan gencatan senjata yang baru diperbarui. Pelanggaran tersebut berkaitan dengan aktivitas pesawat tanpa awak yang disebut memasuki wilayah udara Thailand secara masif.
Militer Thailand mengklaim lebih dari 250 pesawat tanpa awak Kamboja terdeteksi melintasi wilayahnya pada Minggu malam. Insiden ini dinilai memperkeruh suasana dan meningkatkan ketegangan, meskipun pertempuran bersenjata telah dihentikan.
Dari pihak Kamboja, pemerintah belum memberikan pernyataan resmi terkait keterlambatan pembebasan para tentaranya. Juru bicara pemerintah Kamboja, Pen Bona, hanya menyampaikan bahwa situasi masih terus dipantau. Pen Bona menyatakan pemerintah Kamboja belum mengambil sikap terbuka terkait langkah Thailand tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita internasional.
Gencatan Senjata yang Rentan
Penyerahan 18 tentara Kamboja sejatinya dijadwalkan apabila gencatan senjata dipatuhi selama 72 jam penuh. Gencatan senjata itu mulai berlaku pada Sabtu siang dan bertujuan menghentikan eskalasi konflik yang telah berlangsung selama hampir tiga pekan.
Konflik perbatasan terbaru antara Thailand dan Kamboja telah menewaskan lebih dari 100 orang dan menyebabkan lebih dari setengah juta warga terpaksa mengungsi dari wilayah perbatasan di kedua negara akibat pertempuran intens.
Meskipun gencatan senjata dinilai cukup efektif menghentikan baku tembak, ketegangan belum sepenuhnya mereda. Kementerian Luar Negeri Thailand bahkan telah melayangkan nota protes resmi kepada Kamboja setelah seorang tentara Thailand kehilangan anggota tubuh akibat ledakan ranjau darat di wilayah perbatasan. Insiden ranjau darat ini disebut sebagai salah satu pemicu utama konflik yang kembali pecah bulan lalu.
Menteri Luar Negeri Thailand, Sihasak Phuangketkeow, menyebut gencatan senjata yang berlaku saat ini masih sangat rentan. Ia menilai kedua pihak perlu menahan diri agar situasi tidak kembali memburuk dan menghindari eskalasi lebih lanjut.






