Pelatih spesialis bola mati Liverpool, Aaron Briggs, dilaporkan resmi meninggalkan Anfield pada Rabu (31/12/2025). Kepergian Briggs terjadi setelah kurang dari empat bulan menjabat, menyusul paruh pertama musim yang mengecewakan bagi The Reds, terutama terkait kelemahan pertahanan dari situasi bola mati.
Meskipun Liverpool berhasil menunjukkan peningkatan performa dengan meraih empat kemenangan beruntun di semua kompetisi setelah periode sulit pada Oktober dan November, posisi mereka di Liga Primer Inggris masih tertahan di peringkat keempat. Tim asuhan Arne Slot itu masih terpaut sepuluh poin dari pemuncak klasemen, Arsenal, dengan satu pertandingan tersisa sebelum mencapai pertengahan musim.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Musim ini, pertahanan Liverpool menjadi sorotan tajam. Tercatat, hanya Manchester United yang kebobolan lebih banyak gol di paruh atas tabel klasemen. Liverpool telah kebobolan 12 gol dari situasi bola mati, dengan perbedaan gol bola mati mereka berada di angka -9.
Menurut laporan dari The Times, Aaron Briggs “membayar harga” atas kelemahan pertahanan yang terus-menerus ini. Tanggung jawab untuk bola mati kini akan diambil alih oleh Arne Slot dan tim pelatihnya, termasuk Sipke Hulshoff dan Giovanni van Bronckhorst.
Manajer Arne Slot berulang kali mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perbedaan gol bola mati Liverpool yang saat ini -9. Ia bahkan menyatakan bahwa “kecuali ada perbaikan, timnya tidak akan finis di empat besar”. Sebagai perbandingan, Arsenal, pemimpin liga, memiliki perbedaan gol bola mati sebesar +8.
Jurnalis Daily Mail, Lewis Steele, menganalisis bahwa Liverpool “setidaknya kekurangan dua pemain” saat membahas area yang perlu diperbaiki The Reds di bursa transfer Januari. Steele menulis, “meskipun telah menghabiskan £450 juta di musim panas, Liverpool masih kekurangan setidaknya dua pemain.”
Situasi ini diperparah dengan cedera jangka panjang yang menimpa bek muda Giovanni Leoni dan penyerang Alexander Isak. Leoni, yang didatangkan seharga £26 juta dari Parma, serta Isak, yang memecahkan rekor pembelian klub seharga £125 juta, harus absen panjang. Meskipun cedera ini bisa dianggap sebagai kesialan, kebutuhan akan penyerang dan bek tengah sudah jelas terlihat, terlepas dari absennya kedua pemain tersebut.
Arne Slot menegaskan bahwa “bukan kebiasaan Liverpool untuk menyelesaikan masalah dengan belanja pemain di bursa transfer”, sebuah pernyataan yang memang sesuai dengan filosofi klub. Namun, masalah di lini belakang tetap ada. Bek tengah Joe Gomez rentan cedera, kontrak Ibrahima Konate akan berakhir di musim panas, dan Virgil van Dijk sudah berusia 34 tahun. Perencanaan jangka panjang untuk lini pertahanan harus segera dilakukan.
Selain itu, Liverpool juga membutuhkan penyerang. Rio Ngumoha, 17 tahun, disebut-sebut menjadi alasan klub tidak mencari pengganti siap pakai untuk Luis Diaz di musim panas. Namun, Ngumoha jarang dimainkan, Federico Chiesa tidak dipercaya, dan performa Mohamed Salah menunjukkan penurunan. Meskipun mungkin bukan untuk bursa transfer Januari, gelandang tengah juga harus masuk dalam daftar belanja di musim panas mendatang.






