Tudingan Rumah Tahfidz Tanpa Penghuni Terbantahkan

oleh
oleh

MUSIRAWAS – Tudingan sepihak kepada Bupati Musi Rawas yang meresmikan Rumah Tahfidz tanpa penghuni serta menuding hanya sebatas pencitraan belaka akhirnya terbantahkan.

Diketahui, tudingan tersebut dilontarkan oleh salah satu Tokoh masyarakat Desa Semangus, Husni Tamrin, melalui pernyatannya pada salah satu media.

Salah satu warga di Desa Semangus Lama sekaligus pendiri Rumah Tahfidz Al Hidayah, Rohila, turut angkat bicara. Dirinya mengungkapkan bahwasannya tudingan terhadap Bupati Musi Rawas merupakan fitnah.

“Itu hanya fitnah, karena Rumah Tahfidz itu sudah kami dirikan sebelum awal bulan Maret, gurunya ada, siswanya ada, dan kemudian struktur kepengurusan ada, hanya saja sekarang anak-anak murid kita rumahkan karena keadaan Covid-19 dan kondisi Ramadhan, dan anak-anak akan kami aktifkan kembali setelah Idul Fitri,” ujar Rohila, Jumat (23/4).

Dia mengatakan, meskipun anak-anak dirumahkan, tetapi tetap diberikan pembelajaran.

“Proses belajar mengajarnya masih berjalan untuk meningkatkan SDM anak-anak, kita berikan hafalan di rumah masing-masing dan akan disimak atau didengarkan ketika dipinta anak-anak, serta bisa ke rumah pengajarnya,” imbuhnya.

Ia juga menepis tudingan dari Tokoh Masyarakat yang mengatakan Rumah Tahfidz tersebut bodong.

“Itu tidak benar, kami resmi berdiri. Setelah Idul Fitri nanti kami akan aktifkan 100 persen, bahkan swadaya, Inshallah. Kami juga berniat bersama-sama, yang kami bangun bukan gedungnya tapi SDM-nya. Gedung yang kami pakai saat ini sifatnya sementara, gedungnya memang buruk, meskipun gedungnya buruk tetapi harapan kami kedepan anak-anak kami jangan sampai buruk ahlaknya, kami ingin anak-anak kami jadi pejuang-pejuang agama, penerus kami untuk mendirikan syiar-syiar agama,” tegasnya.

Ia juga menuturkan harapannya kepada Tokoh masyarakat yang mengungkit-ungkit Rumah Tahfidz tersebut.

“Sangat besar harapan kami kepada seluruh Tokoh masyarakat yang ada di Desa Semangus, mari satukan niat, jadikan Semangus yang madani, Semangus yang barokah, Semangus yang mempunyai aset agama yang luar biasa, untuk mendukung Musi Rawas Mantab (Maju, Mandiri, dan Bermartabat), jangan saling menjatuhkan, yang menang jangan membusungkan dada, yang kalah jangan putus asa,” pungkasnya.

Dilain sisi, Ketua Lembaga Pembinaan Rumah Tahfidz Kabupaten Musi Rawas, Ustadz Dedi Irama, mengatakan bahwaannya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Rawas melalui programnya dalam mendirikan Rumah Tahfidz adalah bukan mendirikan bangunan/fisik melainkan membangun SDM-ny (Sumber Daya Manusia).

“Di sini kami selaku pihak yang dipercaya Pemkab Musi Rawas, kami memberikan poin SDM-nya, seperti mendatangkan tenaga pengajarnya [mohon maaf] dan mengakomodir tenaga lokal [pengajar) dan rumah disewakan, itu bentuknya SDM. Selain itu, untuk listrik dan air PAM dibayar, ambal, Al-quran diberikan, serta semua pengajarnya diakomodir oleh lembaga agar bisa terkordinir,” ujar Ustadz Dedi.

Dikatakan Ustadz Dedi, bahwa masih banyaknya pemahaman dalam mendirikan Rumah Tahfidz merupakan mendirikan bangunan.

“Di sini kita jelaskan bukan mendirikan bangunan fisik, tetapi meningkatkan SDM-nya, mengapa kita harus mengedepankan atau menstandarisasikan rumah lembaga dengan mangambil pengajar dari luar? Karena kita harus mempunyai pengajar dari segi prestasi, sperti hafal Al-Quran 5 juz, pernah mendapatkan juara ditingkat Kabupaten/Provinsi, mengapa demikian? Karena bersumber dari dana Pemerintah, ketika ada input, outputnya juga harus ada,” jelasnya.

Ia juga menegaskan, tujuannya lainnya ialah untuk membangun prestasi anak-anak penghafal Al-Quran.

“Ketika anak-anak sudah hafal Al-Quran dan berprestasi, disinilah output dari kelembagaan Rumah Tahfidz tersebut,” kata Ustadz Dedi.

Mengenai tudingan program Rumah Tahfidz hanya pencitraan, Ustadz Dedi menegaskan bahwa untuk program Rumah Tahfidz bukan sama sekali pencitraan.

“Bukan pencitraan, kalo mau lihat coba lihat Rumah Tahfidz di Megang Sakti dan di Muara Lakitan, bahkan sudah ada anak-anak penghafal Al-Quran,” tandasnya.

Dilain sisi, Ustadz Aji Tabrani, mengenai pengajar lokal tidak usah bimbang jika akan dilibatkan.

“Jadi guru/pengajar yang betul-betul paham program tahfidz dan qori, sehingga anak-anak bisa membaca Al-Quran di atas standart dengan bacaan yang bagus dan enak didengar,” ujarnya.*