Tradisi Ngarak Khas Empat Lawang Masih Dilestarikan

oleh
oleh

EMPATLAWANG – Ngarak ialah salah satu kekayaan tradisi di Kabupaten Empat Lawang yang saat ini sudah jarang dilakukan. Ngarak ditampilkan pada saat pesta pernikahan di Empat Lawang.

Hengki Kumayandi, salah seorang tokoh pemuda sekaligus penggiat seni Empat Lawang mengatakan tradisi Ngarak bertujuan untuk memeriahkan sekaligus mendoakan acara dengan lagu dan musik, yang mana di dalam liriknya terdapat syair memuji dan menyebut nama Allah SWT serta salawat Nabi Muhammad SAW yang menjadi adat asli dari Palembang. Diiringi dengan alat musik yang bernama Robanaan atau Terbangan.

Hengki menjelaskan, di akhir acara arak-arakan akan ditutup dengan Kuntau atau bisa disebut silat. Kuntau diartikan agar pengantin siap menghadapi segala tantangan hidup yang keras dan selalu menjaga diri serta seluruh keluarga.

“Arak-arakan masih sering kita jumpai di pernikahan adat Sumatera Selatan sampai sekarang. Ini merupakan kesenian daerah yang harus dilestarikan dari generasi ke generasi agar anak cucu kita masih bisa mengetahuinya dimasa depan nanti,” kata Hengki saat dibincangi wartawan, Kamis (26/1).

Di tempat berbeda, Sulton Bustari selaku Ketua Dewan Adat Kabupaten Empat Lawang menjelaskan tradisi Ngarak dilakukan sedikitnya oleh 8 orang penari dan 16 orang yang memegang alat musik Terbangan atau Robbana.

“Untuk jumlah orang yang memainkan Ngarak tidak terbatas tapi setidaknya paling sedikit terdiri dari 24 orang,” ujar Sulton.

Kabid Bidang Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Empat Lawang, Veranita mengatakan sangat berharap tradisi Ngarak ini terus dilestarikan dan sesering mungkin ditampilkan di acara-acara pernikahan di Empat Lawang.

“Untuk generasi muda di Empat Lawang, diharapkan supaya mau mempelajarinya tradisi Ngarak ini agar tetap terjaga,” ucap Vera. (Ken)