Lifestyle

Smartphone Pinky: Cekungan Jari Kelingking Akibat Kebiasaan Pegang Ponsel

Advertisement

Fenomena smartphone pinky kini menjadi sorotan para spesialis tangan. Kebiasaan menggenggam ponsel dalam posisi yang sama dalam waktu lama terbukti bukan hanya menyebabkan tangan pegal, tetapi juga meninggalkan lekukan atau cekungan pada jari kelingking. Kondisi ini semakin banyak ditemukan, terutama pada generasi muda yang intens menggunakan gawai.

Istilah smartphone pinky merujuk pada cekungan pada jari kelingking akibat terlalu sering dijadikan penyangga bagian bawah ponsel. Samuel T. Dona, Jr., MD, dokter spesialis rehabilitasi medik dan kedokteran fisik dari University of Maryland Medical Center, menjelaskan bahwa fenomena ini paling terlihat pada pengguna ponsel berukuran besar. Perubahan postur tangan ini dapat memicu ketegangan dan berpotensi berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius jika kebiasaan tidak diubah.

Penyebab Munculnya Cekungan Jari

Daniel J. Gittings, MD, dokter Spesialis Bedah Ortopedi dari Hoag Orthopedic Institute, memaparkan bahwa jari kelingking menyumbang hingga sepertiga kekuatan genggaman tangan. Ketika kelingking terus-menerus menopang beban ponsel, tekanan berulang dapat mengiritasi jaringan di sekitar sendi dan saraf.

Hal ini dapat memicu berbagai gejala, antara lain:

  • Kekakuan pada pangkal kelingking
  • Sensasi bunyi “klik” saat jari ditekuk atau diluruskan
  • Penebalan kulit atau kalus
  • Rasa tebal dan kesemutan
  • Kesulitan meluruskan jari
  • Penurunan kekuatan genggaman

David Shokrian, MD, dokter bedah plastik dari Millennial Plastic Surgery, menambahkan bahwa tangan manusia tidak dirancang untuk memegang objek pipih dan berat dalam posisi statis terlalu lama. “Menopang ponsel dengan kelingking memberikan beban konsisten pada satu titik yang akhirnya bisa mengubah bentuk atau memicu keluhan,” kata Shokrian.

Advertisement

Dampak dan Risiko Kesehatan

Meskipun umumnya tidak tergolong kondisi berbahaya, smartphone pinky dapat menjadi sinyal awal gangguan tangan akibat penggunaan berlebihan. Bishoy Saad, DO, Dokter spesialis orthopedi dan soesialis tangan lengan dari RWJBarnabas Health Medical Group, mengingatkan risiko iritasi saraf dan tendon.

“Jika kebiasaan tidak berubah, risiko keluhan seperti mati rasa, kelemahan, hingga cedera berulang pada tangan dan pergelangan bisa meningkat,” ujarnya. Tekanan berkelanjutan dalam jangka panjang dapat berkontribusi pada kondisi seperti trigger finger, cubital tunnel syndrome, peradangan tendon, kompresi saraf ulnaris, dan gangguan kelenturan jari.

Langkah Mencegah Smartphone Pinky

Sebuah studi pada 2024 menemukan bahwa 60 persen pengguna ponsel intens melaporkan keluhan nyeri pada tangan dan kelingking. Para ahli menekankan pentingnya sejumlah langkah pencegahan sederhana:

  • Gunakan Dua Tangan: Hindari hanya mengandalkan satu jari sebagai penopang utama.
  • Batasi Durasi: Turunkan ponsel saat tidak digunakan dan lakukan peregangan jari secara berkala.
  • Manfaatkan Aksesori: Gunakan penyangga atau aksesori seperti PopSocket atau phone stand untuk menjaga posisi tangan lebih netral.
  • Gunakan Fitur Suara: Kurangi kebutuhan mengetik jari secara repetitif dengan memanfaatkan fitur suara atau pintasan.
  • Hindari Posisi Menopang Leher/Bahu: Ini dapat memicu ketegangan pada area lain.

Langkah-langkah ini tidak hanya mencegah smartphone pinky, tetapi juga melindungi tangan dari berbagai keluhan akibat penggunaan gawai yang kian tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari. Jika jari terasa kaku, cekungan tidak membaik, atau keluhan seperti kesemutan dan kelemahan semakin sering muncul, disarankan untuk segera mengubah pola penggunaan ponsel dan berkonsultasi dengan dokter jika keluhan menetap. “Lekukan kecil pada jari mungkin terlihat sepele, tetapi itu adalah bahasa tubuh yang memberi tahu bahwa Anda memberi tekanan berlebih,” ujar Saad.

Advertisement