Senin dan Selasa, Tahu Tempe Takkan Beredar Dipasar

oleh
oleh

LUBUKLINGGAU-Menyikapi adanya kenaikan harga kacang kedelai sejak beberapa bulan terakhir ini, puluhan perajin tahu tempe di Kota Lubuklinggau menggelar kesepakatan untuk melakukan mogok produksi dan menaikan harga dipasaran.

“Kita sengaja mengumpulkan kawan-kawan perajin tahu tempe menyikapi sekalian mengambil langkah adanya kenaikkan harga kacang kedelai akhir-akhir ini,” ujar H. Rosichin Darmo, salah seorang perajin tahu beralamat di Jalan Karya II RT 09 Kelurahan Cereme Taba Kecamatan Lubuk Linggau Timur II, Kamis (11/2).

Menurut mantan Ketua Produsen Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Kota Lubuklinggau membawahi tiga daerah ini, dengan adanya kenaikan harga kacang kedelai ini sangat dirasakan bagi perajin tahu tempe.

Harga kedelai sebelumnya sebelumnya Rp7.800 per kilo, sekarang mencapai Rp10.100 per kilo atau naik mencapai 22 persen. Masih menurut H.Rosichin Darmo, dari hasil pertemuan tersebut disepakati yakni akan melakukan mogok produksi selama dua hari, Senin dan Selasa tanggal 15 dan 16 Februari 2021.

“Selanjutnya, pada Rabu( 17/02/2021) akan produksi kembali dengan harga tahu tempe dipasaran dinaikkan,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut lanjutnya, juga disepakati pada saat melakukan mogok produksi, semua perajin tahu tempe yang jumlah 53 perajin ini, harus konsisten menghentikan produksinya, jika tidak atau masih produksi akan ada sanksinya. “Juga disepakati, semua perajin tahu tempe, semuanya harus ikut melakukan mogok produksi, nanti akan diadakan pengecekan langsung,” tegasnya.

Dijelaskan juga, nantinya saat dilakukan kenaikan harga dipasaran, semua perajin tahu tempe melakukan penjualan dengan harga yang sama, tidak ada perbedaan. Diceritakannya, pada tahun 2008, pernah juga mengalami hal yang sama yakni kenaikan harga kedelai, namun keluhan perajin tahu tempe tersebut cepat direspon pemerintah saat itu.

“Tahun 2008, pernah juga terjadi kenaikan kedelai, namun saat itu langsung direspon pemerintah pusat dengan memberikan subsidi untuk pembelian kedelai kepada perajin tahu tempe,” kenangnya.

Terpisah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan ( Disperindag ) Kota Lubuklinggau, H.Surya Darma dikonfirmasi menyikapi keluh kesah para perajin tahu tempe ini mengakui adanya kenaikan kedelai ini.
“Distributor yang naikkan, memang secara Nasional,”ujarnya. Namun kendati demikian, Surya Darma tetap menghimbau agar pihak distributor untuk menstabilkan harga (menurunkan harga/red).

“Guna menyikapi kenaikkan kedelai ini, para perajin tahu tempe disarankan dapat mensiasatinya, misalnya mengecilkan ukuran tahu dan tempenya,” pungkasnya.*

Penulis: Muh. Minor