Sekolah Harus Ada Guru Pendamping Khusus Siswa

oleh
oleh

EMPATLAWANG – Menindaklanjuti kasus bullying yang terjadi di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kecamatan Ulu Musi Kabupaten Empat Lawang, Ketua TP PKK Kabupaten Empat Lawang, Hepy Safriani Joncik memerintahkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMP3A) Bagian Perlindungan Anak untuk melakukan pengawasan terhadap sekolah yang bersangkutan.

Ketua TP PKK Kabupaten Empat Lawang, Hepy Safriani Joncik mengatakan hal itu dilakukan sebagai bentuk perhatian dan follow up atas semua yang sudah terjadi. Menurutnya anak adalah titipan dari Tuhan yang harus dijaga dan dimuliakan.

“Di tangan anak-anak nasib Empat Lawang ke depannya ditentukan. Oleh karena itu saya menghimbau untuk semua yang terkait di bidang ini, dari dinas, dari pihak sekolah, agar lebih memperhatikan lagi tindakan anak-anak di sekolah,” kata Hepy kepada Wartawan, Kamis (28/1).

Hepy juga menghimbau kepada para orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya ketika tidak sedang berada di sekolah. Anak-anak yang sudah beranjak dewasa sangat butuh perhatian dan pengawasan dari orang tua agar anak tidak salah langkah menentukan nasibnya ke depan.

“Saya sangat menghimbau kepada para orang tua untuk memberikan perhatian yang lebih kepada anak-anaknya. Meski sedang sibuk, sempatkanlah untuk bercengkrama dengan anak sendiri. Pihak sekolah hanya punya waktu memantau perkembangan anak pada jam sekolah saja, selebihnya adalah tugas dari orang tua,” ucapnya.

Selain itu, Hepy berharap agar Psikolog yang ada di DPMP3A Bidang perlindungan anak untuk melakukan follow up yang lebih mendalam terhadap pihak sekolah, khususnya untuk siswi-siswi yang terlibat dalam kasus bullying tersebut.

“Himbaunnya untuk Psikolog yang ada di Bidang Perlindungan Anak DPMP3A agar terus melakukan pengawasan terhadap siswi yang ada di sekolah tersebut. Psikolog bersama Pokja 2 TP PKK juga akan melakukan pendampingan kepada korban untuk mencegah terjadinya trauma sehingga korban ke depan akan tumbuh menjadi anak yang normal seperti anak-anak lainnya tanpa adanya trauma,” ujar Hepy.

Di tempat yang berbeda, Rahmawati selaku Psikolog yang ada di DPMP3A Bidang Perlindungan Anak sekaligus Kasi Tumbuh Kembang Anak mengatakan akan melaksanakan apa yang sudah diamanahkan kepadanya. Rahmawati menjadikan guru Bimbingan Konseling (BK) yang ada di sekolah tersebut sebagai perpanjangan tangan untuk mengawasi tindak tanduk anak-anak di sekolah.

“Kita jadikan guru BKnya sebagai perpanjangan tangan mengingat lokasi sekolah yang sangat jauh. Melalui guru BK inilah kita akan mengawasi siswi-siswi dari jarak jauh,” tutur Rahmawati.

Rahmawati menuturkan, guru BK selayaknya dapat memberikan nuansa yang berbeda kepada siswi-siswinya. Guru BK selayaknya dapat menjalin hubungan yang dekat dan hangat kepada sisiwi agar siswi merasa nyaman ketika bercetita dengan guru BK.

“Tugas guru BK itu memang lebih spesial yang mana seorang guru BK harus bisa menjadi teman dari siswinya,” ujar Rahmawati. (Ken)