Rumah Tahfidz di Musi Rawas Lahirkan Generasi Qurani

oleh
oleh
TAHFIDZ -Aktifitas anak-anak belajar Quran di salah satu rumah tahfidz di Kabupaten Musi Rawas. FOTO: Dokumen Linggau Pos

MUREKS.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dibawah kepemimpinan Bupati Hj Ratna Machmud dan Wakil Bupati Hj Suwarti menargetkan pendirian 200 rumah tahfidz. Atau minimal satu desa satu sesuai visi misi pada 9 program unggulan yang akan dijalankan.ė

Kesembilan program tersebut pertama, seluruh jalan mulus sampai ke desa-desa. Kedua sekolah gratis. Ketiga gratis seragam-baju-tas dan sepatu sekolah. Keempat berobat gratis. Kelima bantuan pondok pesantren di setiap kecamatan. Keenam mandirikan rumah Tahfidz Al-Qur’an dari kecamatan sampai desa.

Baca Juga :Ratusan Tenant UMKM Bakal Ramaikan Muba Expo 2022

Ketujuh bantuan alat berat untuk buka lahan di setiap kecamatan. Kedelapan satu mobil ambulan di setiap desa. Dan kesembilan santunan kematian Rp 3 juta untuk ahli waris.

“Dengan adanya rumah tahfidz di setiap desa diharapkan kedepannya akan lahir generasi Qurani untuk ’menangkis’ peradaban dan budaya asing,” jelas Bupati Musi Rawas Hj Ratna Machmud.

Saat ini setidakya sudah berdiri lebih dari 50 rumah tahfidz tersebar di 14 kecamatan dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan.

Baca Juga :BUMdes Kurang Modal Bangun Usaha Air Minum Kemasan

Ditargetkan seluruh desa yang ada di Kabupaten Mura akan didirikan rumah tahfidz secara bertahap. Santri yang belajar mengaji gratis. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Rawas yang membiayai mulai dari biaya sewa rumah, insentif guru yang mengajar, listrik, internet, dan sebagainya.

Pembangunan rumah tahfidz itu menurut Bupati Hj Ratna Machmud untuk melestarikan kebudayaan dan kesenian daerah yang saat ini mulai ditinggalkan masyarakat. Contohnya ada acara hajatan porsi penampilan hasil kebudayaan dan kesenian daerah sangat sedikit.

Baca Juga :Hadirkan Kecamatan dan Desa Mandiri Pangan

Padahal keduanya sarat dengan edukasi dan pembangunan karakter anak bangsa. Bupati prihatin akan itu. Dia juga prihatin, house music justru mendominasi acara hajatan di desa-desa.

Maka, ia sangat berharap tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda berperanaktif menekan kebiasaan masyarakat sekarang ini di acara-acara hajatan yang banyak menampilkan house musik.

”Hendaknya semua pihak berperan aktif untuk menekan kebiasaan bukan budaya kita. Tampilkan kesenian kita diacara-acara hajatan,” imbuh Hj Ratna Machmud. (red)