Puluhan Ternak Babi Mati, Peternak Kosongkan Kandang

oleh
oleh

Laporan: Juliyanto

TUGUMULYO-Lantaran babi ternak peliharaan banyak yang mati sejak sebulan terakhir, membuat peternak babi di Desa Mataram, Kecamatan Tugumulyo menjual ternaknya dan mengosongkan kandang. Hal ini sebagai upaya agar tidak mengalami kerugian yang lebih besar.

“Serangan penyakit babi mati mendadak karena virus atau penyakit ini sudah ada sejak sebulan lalu, kami memang belum melaporkan ke petugas. Kurang lebih kalau di Mataram 20 ekor babi ternak yang mati sudah ada, bahkan lebih,” sampai Nurharyanto, peternak Babi Desa Mataram, kepada Musirawas Ekspres, Senin,(24/5).

Pria yang juga sebagai perangkat Desa Mataram ini juga mengatakan, peternak babi di Desa Mataram jumlahnya belasan kandang. Namun,
sebagian sudah dijual ke luar daerah semenjak adanya kasus babi.
“Sekarang sudah banyak yang kosong, dijual ke Medan. Babi dijual dalam masih dalam keadaan hidup, dari pada rugi, seperti yang didekat lapangan juga sudah kosong, karena dijual semua.” jelasnya.

Ia mengakui, untuk ternak miliknya memang belum terserang penyakit atau virus ini, ia berharap jangan sampai terjadi. Sedangkan untuk antisipasi, ia membersihkan kandang setiap hari dengan memakai cairan desinfektan.
“Kalau punya saya jangan sampai, saya juga tidak berani ke kandang warga lain yang ternak babinya mati. Takutnya tertular dan akan berbahaya untuk ternak saya,” imbuhnya.

Lanjut ia, untuk babi kasus babi mati, juga terjadi di Desa Ngadirejo, para peternak saling memberikan informasi dan mencari solusi agar virus atau penyakit babi ini tidak menyebar luas. “Kemungkinan virus ini disebabkan oleh nyamuk, karena babi yang mati mengalami ada bintik-bintik merah di lapisan kulit lunak babi. Seperti tanda-tanda serangan antraks kurang lebih
sepuluh tahun lalu,” jelasnya.

Menurut informasi yang ia dapat, awal terjadinya kasus kematian babi, setelah ada orang yang memasukan babi dari derah Jambi ke Desa
Mataram. Tak lama kemudian, terjadinya kasus babi mati. “Oleh sebab itu, saya selalu wanti-wanti jangan sampai ada babi luar daerah masuk, takutnya membawa virus. Kami juga akan segera lapor ke Dinas Pertanian dan
Peternakan (Distannak) Mura, tentang kematian babi ini, jika ada obatnya maka bisa dibantu,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Mura, Zuhri Syawal melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (Nakeswan), Marzuki kepada Musirawas Ekspres, Minggu (23/5) mengatakan, kasus
kematian babi ini, untuk sementara di Kabupaten Mura baru terjadi di daerah BTS Ulu (Cecar) perbatasan dengan Kabupaten Lahat.

Dugaan sementara babi mati ini disebabkan oleh penyakit ASF atau demam babi. Meski tak menular ke manusia, namun dikhawatirkan akan menyerang ternak babi seperti di Desa Mataram Kecamatan Tugumulyo.

“Itu penyakit ASF, untuk selama tidak menular ke manusia. Babi peliharaan seperti di Mataram belum ada laporan, dalam waktu dekat ini tim dari Balai Karantina juga akan turun,” imbuhnya.

Sedangkan, untuk penyakit babi seperti ini belum ada obatnya, namun untuk pencegahan bagi babi yang terserang dapat dilakukan karantina.
“Baru tahun ini menyebar di Musi Rawas, sedangkan di Indonesia tahun 2020 sudah mulai ada penyakit ini,” jelasnya.*