Petani Merasi: Dukung Normalisasi Untuk Produksi Padi Lebih Baik

oleh
oleh

Laporan: Muh.Minor

MUSIRAWAS-Rencana kegiatan normalisasi Daerah Irigasi Bendung Kelingi (DI BK) yang direncanakan bulan September mendatang selama empat bulan pengerjaan, mendapat respon baik dari kalangan petani sawah di Musirawas di kawasan Merasi ini.

Seperti di Desa Ketuan Jaya Kecamatan Muara Beliti, puluhan petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Trubus, Minggu (23/5) menyatakan sangat mendukung normalisasi tersebut dan diamini Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) Sukarmin.

“Normalisasi ini sangat didukung, karena selama ini swadaya untuk membersih jalur irigasi. Normalisasi ini sudah sering dilakukan dan bukan hal baru,” ujar Sukarmin seraya menjelaskan wilayah mereka terdapat 233 Ha lahan sawah dan setiap tahunnya bisa tiga kali panen dengan ubinan 6 sampai 7 ton perhektar gabah kering panen.

Malah dalam kurun 20 tahun ini, masuk tiga kali normalisasi DI Bendung Kelingi. “Mengenai rencana rehab, siapa sih yang menolak kalo sawah gak bisa digarap. Tapi demi kemajuan dan lebih baik tetap menerima pengeringan meski memang disini tidak kekurangan air,” kata Dedi Antoni, anggota Poktan Trubus.

Jumakun didampingi Suyono, selaku Ketua dan Sekretaris Poktan Trubus yang juga tergabung dalam Gapoktan Panca Jaya berharap, memang perlu dilakukan sosialisasi yang optimal. Karena selama ini, informasi simpang siur dan hanya didapat dari penyuluh pertanian saja.

“Supaya agenda ini jelas tahapannya, petani tidak bingung, sehingga petani bisa siap mengalihkan lahannya untuk ditanami palawija dan pakan ternak seperti jagung. Kalau dilaksanakan September nanti, jelas petani masih bisa menanam satu kali panen lagi,” harap mereka.

Ditempat lainnya di Kecamatan Purwodadi, 96 Poktan yang tergabung dalam 11 Gapoktan, malah memberi pernyataan sikap mendukung normalisasi bendung kelingi.

Dijelaskan Bambang Irawan selaku PPL Kelurahan O Mangunharjo didampingi Sarji Ketua Gapoktan Surodadi, di Kecamatan Purwodadi seluruh petani sangat berharap dilakukan normalisasi.
“Poktan dan gapoktan se kecamatan Purwodadi mendukung, karena rata-rata irigasi sudah penuh dengan lumpur. Kedepannya bisa lancar dan jadwal tanam tepat waktu, apalagi wilayah ini baru bisa melakukan 2 kali tanam dan 2 kali panen sehingga harapan produksi padi dan beras bisa lebih baik. Menghadapi normalisasi ini, kami sudah menyiapkan alih tanam jagung. Kami diinformasikan dari dinas, soal pengeringan hingga empat bulan, tidak menjadi masalah karena pemanfaatan air dalam persawahan hanya 1,5 bulan untuk menggarap, tanam bibit hingga pemupukan,” ungkapnya.*