Pembatasan Mobilitas Ganjil Genap Demi Keselamatan Bersama

oleh
oleh

 

LUBUKLINGGAU- Kebijakan Polres Lubuklinggau dan Pemkot Lubuklinggau memberlakuan Genap ganjil di Kota Lubuklinggau bertujuan untuk mengurangi mobilitas dalam rangka memutus mata rantai penyebaran covid 19 di Kota Lubuklinggau.

Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe menjelaskan kebijakan ganjil genap merupakan upaya pemerintah dan kepolisian untuk mengurangi mobilitas masyarakat karena Kota Lubuklinggau saat ini sangat berbahaya yakni berada level 4.

” Kita jangan terlena, Linggau ini sudah nurut Jawa dan Bali ( kasus sudah tinggi.red), Jawa dan Bali saat ini sudah menurun karena mereka telah melakukan upaya-upaya kemarin ( PPKM darurat.red),sementara menurut pengamat lonjakan ini akan terjadi diwilayah kita, khususnya sumatera,”pinta Nanan sapaan Walikota.

Untuk itu, pemerintah berupaya termasuk Pemerintah Pusat memberikan status level bukan tanpa alasan, saat ini perhari warga terpapar antara 40-80 orang, dan pasien meninggal antara 4-6 orang/hari.

“Kita harus berusaha dan bersyukur pemerintah dan kepolisian tidak terlalu tegas berlebihan seperti didaerah daerah lain dalam penerapan PPKM,” terangnya.

Maka dari itu, sebagai langkah pendukung untuk mengurangi mobilitas maka dibuat kebijakan ganjil genap di Kota Lubuklinggau.

” Kita tidak ada alasan untuk melarang masyarakat keluar rumah, berat kita saat ini, tidak bisa kita melarang untuk keluar rumah, tidak ada undang-undangnya juga untuk melarang, yang bisa kita buat ketetuan-ketentuan ganjil genap seperti inilah,”tambahnya.

Dengan harapan, dengan adanya ganjil genap masyarakat yang tidak ada keperluan mendesak malas keluar rumah sehingga mobilitas masyarakat berkurang. Jika saat ini dimasa sosialisasi terjadi kemacetan disuatu titik karena ganjil genap hal itu wajar wajar saha karena kebijakan ini baru pertama kali diterapkan di Kota Lubuklinggau.

” Kebijakan ganjil genap ini baru di Lubuklinggau, jadi wajar kalau ada kemacetan dijalan tertentu, tapi harapan kota kedepan masyarakat dapat benar-benar mengikuti kebijakan dan mengurangi mobilitas masyarakat, seperti yang kita lakukan penyekatan jalan dari jam 05 sore sapai jam 08 pagi, itu upaya memgurangi,”tegas Nanan.

Kebijakan ini jauh lebih baik dari pada kebijakan menutup toko-toko dan melarang pedagang berjualan kecuali didaerah tersebut dilakukan karantina wilayah.

“Banyak hal yang dipikirkan pemerintah, tidak hanya menyekat, mengurangi mobilitas dan sosialisasi, tapi juga memikirkan kondisi semua rumah sakit penuh, ruangan ICU kita penuh dan oksigen kita juga terbatas, nah ini juga perlu perhatian pemerintah,”jelasnya.

Belum lagi, memperhatikan puluhan pasien terpapar covid yang saat ini terbaring dan menunggu mujizat allah SWT di rumah sakit dan 200 orang yang menjalani isolasi.

“Ini harus menjadi perhatian kita bersama, maka kebijakan ganjil genap yang didukung oleh Perwal yang dilakukan polres ini tentu bagian kita untuk mengurangi mobilitas, kalau dihari pertama terjadi kemacetan itu hal wajar karena ini baru dilaksanakan khususnya di Kota Lubuklinggau,”

Nanan berharap seluruh elemen masyarakat yang saat ini belum bisa membantu masyarakat , paling tidak dapat bersama sama mendukung kebijakan kebijakan dalam rangka mengurangi moblitas masyarakat.

“Kalau sekarang , belum bisa berbuat, mendukung bae jadilah, pemerintah tidak untuk menyengsarakan masyarakat,” tegasnya.

Selain itu, Walikota juga menghimbau agar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang saat ini melaksanakan Work From Home untuk tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak.

” ASN jangan sampai keluyuran keluar rumah, karena kebijakan sudah kita lakukan ASN bekerja dari rumah, jadi jangan malah banyak keluar rumah, kita akan pantau mereka,” pungkasnya.