Mengais Rezeki Ditumpukan Sampah Untuk Menyambung Hidup

oleh
oleh

Laporan: Agus Subhan Bakin
EMPATLAWANG-Hidup terkadang menjadi sedemikian sulit dan terasa berat untuk dijalani. Tapi percayalah, selagi ada kemauan, pasti selalu ada jalan. Seakan hal ini menjadi motivasi diri yang dilakoni oleh petugas kebersihan di penampungan sampah kontener. Selain dari gajinya sebagai honorer petugas kebersihan yang memasukan sampah kedalam penampungan sampah kontener dari sampah rumah tangga yang dibuang, Sofian mengumpulkan barang-barang bekas layak jual ataupun rongsokan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Tak ingin pasrah begitu saja pada nasibnya sebagai honorer yang upahnya tak seberapa. Sofian, 45 Tahun kelahiran Kupang Kecamatan Tebing Tinggi. Yang berdomisili di dusun Talan Gunung Kelurahan Jayaloka Kecamatan Tebing Tinggi, berjibaku mengais sampah di sekitaran penampungan sampah kontener untuk mencari rongsongkan atau barang bekas yang masih layak jual untuk sekedar tambahan penghasilan.

Saat ditemui Wartawan, ditengah teriknya matahari, belum lama ini. Bapak 3 orang anak tersebut, kelihatan senang sekali saat memilah sampah yang barusan saja dibuang oleh warga, mendapatkan uang Rp. 2.000, didalam dompet kecil ditumpukan sampah.

Ia mengaku, melakoni pekerjaan ini setiap hari, karena sehari saja absen, sampah bakal menumpuk dan berserakan serta nanti bisa kena marah oleh atasannya.

“Sehari saja saya tinggalkan, sampah ini sangat berserakan, dan menumpuk diluar dari penampungan sampah kontener, yang harus segera di angkut oleh mobil kontener untuk dibuang ke tempat pembuangan Akhir (TPA)”. Katanya dengan napas yang kelelahan.

Meski pekerjaan yang cukup melelahkan, Sofian tetap bersyukur dan mengaku masih beruntung lantaran masih dipercayai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Empat Lawang, untuk bekerja sejak kabupaten ini berdiri, kurang lebih selama 12 tahun.

Selain masih dipekerjakan, meski tubuhnya yang sudah tua, ia tetap semangat dan bersyukur karena upah yang dulu hanya Rp.500rb kini sudah Rp.850ribu. Dan sebagai tambahan mengais rejeki dari tumpukan sampah untuk menyambung hidup mereka.

Tak peduli dengan pandangan sebelah mata dari orang lain, yang terpenting menurutnya pekerjaan yang dilakoninya halal dan tidak merugikan orang lain.

“yang penting pekerjaan saya halal, dan bisa menghidupi keluarga saya dari sampah yang saya kumpulkan”, ungkapnya

Dari hasil mengumpulkan sampah dan rongsokan yang dikumpulkannya untuk dijual lagi ke pengepul barang bekas.

“sampah yang saya kumpulkan, saya jual lagi dengan Pen (Pengepul rongsokan), Uangnya bisa jadi tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga saya”. (*)