Stroke: Penyebab Kematian dan Kecacatan Tertinggi di Indonesia, Waspadai Gejala Dini dan Periode Emas Penanganan

Dikurasi olehMureks AI
Setiap Menit Begitu Berharga: Stroke Jadi Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia
Stroke menduduki peringkat teratas sebagai penyebab kematian di Indonesia, dengan lebih dari 357.000 kematian per tahun (21 persen dari total nasional) menurut data WHO 2020. Tingkat kematian mencapai 178,3 per 100.000 penduduk, menempatkan Indonesia di posisi ke-11 global. Keterlambatan penanganan, bahkan hanya beberapa menit, dapat mengakibatkan hilangnya jutaan sel otak secara permanen. Pentingnya 'periode emas' di bawah 4,5 jam untuk penanganan medis awal sangat krusial guna meningkatkan peluang pemulihan tanpa kecacatan berat.

Ringkasan

  • Stroke adalah penyebab kematian tertinggi di Indonesia, menyumbang sekitar 21 persen dari total kematian nasional, dengan Indonesia menempati peringkat ke-11 secara global untuk tingkat kematian akibat penyakit ini.
  • Setiap menit sangat berharga bagi pasien stroke; 'periode emas' penanganan di bawah 4,5 jam sejak gejala pertama muncul sangat menentukan keberhasilan pemulihan dan mencegah kecacatan permanen.
  • Banyak masyarakat mengabaikan gejala awal stroke seperti pusing mendadak, mulut tidak simetris, penglihatan kabur, atau tangan lemas, menganggapnya kelelahan biasa, padahal ini krusial untuk deteksi dini.
  • Stroke dapat terjadi karena sumbatan (iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (hemoragik) di otak, menyebabkan sel otak mati tanpa suplai oksigen.
  • Faktor risiko stroke meliputi usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, serta faktor yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, dan merokok.

Cek Fakta & Data

  • Stroke menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
  • Periode emas ('golden period') penanganan stroke adalah di bawah 4,5 jam.
  • Stroke adalah penyebab kecacatan tertinggi di dunia.
  • Prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk pada 2023.

Sumber Referensi

Disclaimer

Konten ini dikurasi menggunakan teknologi AI dari berbagai sumber berita terpercaya. Kami berupaya memberikan informasi yang akurat dan terverifikasi. Namun, pembaca disarankan untuk melakukan pengecekan lebih lanjut melalui sumber-sumber referensi yang tercantum di atas.