Lonjakan harga memori akibat masifnya kebutuhan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) membuat periode ini disebut sebagai salah satu masa terburuk untuk merakit PC baru. Namun, bagi pengguna yang tidak memiliki pilihan selain tetap membangun PC, penggunaan RAM laptop dengan adaptor ke motherboard desktop mulai dilirik sebagai solusi darurat.
Data dari PCPartPicker menunjukkan bahwa harga memori konsumen telah meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam beberapa bulan terakhir. Kit RAM DDR4 32 GB yang sebelumnya dijual di bawah USD 100 kini mendekati USD 250. Sementara itu, harga DDR5 melonjak dari sekitar USD 100 menjadi hampir USD 400.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Dampak Lonjakan Harga dan Solusi Alternatif
Kondisi ini juga mendorong kebangkitan prosesor lama, khususnya AMD Ryzen berbasis DDR4, karena pengguna berupaya menghindari biaya mahal RAM DDR5. Meski demikian, bagi perakit PC yang benar-benar terdesak, RAM SO-DIMM yang biasa dipakai di laptop dan mini PC dinilai bisa menjadi alternatif, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Minggu (28/12/2025).
YouTuber Hardware Canucks dalam video terbarunya menjelaskan bahwa RAM laptop dapat digunakan di PC desktop dengan bantuan adaptor SO-DIMM ke DIMM. Adaptor ini memiliki harga yang relatif murah, sekitar USD 15-30. Meskipun tetap terdampak kenaikan harga akibat AI, RAM laptop masih cenderung lebih murah dibanding modul desktop, terutama di pasar barang bekas seperti eBay.
Risiko dan Performa yang Ditawarkan
Namun, solusi ini tidak sepenuhnya tanpa risiko. Hardware Canucks menyarankan pengguna DDR5 memilih modul dengan kecepatan 4.800 MT/s karena kecepatan lebih tinggi berpotensi menimbulkan masalah stabilitas, terutama di platform AMD. Selain itu, penggunaan adaptor membuat tinggi modul RAM bertambah beberapa milimeter, yang bisa menjadi kendala di casing mini-ITX yang sempit.
Dari sisi performa, pengujian menunjukkan penurunan kinerja yang relatif kecil. Dalam skenario gaming kelas atas maupun beban kerja produktivitas, selisih performa antara RAM laptop dan desktop umumnya masih di kisaran satu digit persen.
Meski demikian, pendekatan ini disebut hanya sebagai solusi sementara. Hardware Canucks mengibaratkannya seperti ban serep, yang bisa dipakai dalam kondisi darurat, tapi bukan solusi jangka panjang. Dengan prediksi kekurangan memori yang diperkirakan masih akan berlanjut hingga 2026 atau bahkan 2027, banyak pengguna PC kini dipaksa berpikir lebih kreatif demi menekan biaya rakitan.






