Teknologi

Gelombang Kekayaan Baru: AI Lahirkan Lebih dari 50 Miliarder Sepanjang Tahun 2025

Tahun 2025 menjadi saksi bisu gelombang kekayaan baru yang dipicu oleh kecerdasan buatan (AI). Lebih dari 50 individu berhasil meraih status miliarder berkat inovasi di sektor ini, demikian laporan terbaru dari Forbes.

Para miliarder baru ini sebagian besar adalah para entrepreneur yang gigih membangun model AI, infrastruktur pendukung, serta aplikasi yang kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Fenomena ini tidak terlepas dari masifnya investasi global yang mengalir ke sektor AI.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Sepanjang tahun 2025, startup AI berhasil menyerap hampir 50% dari total pendanaan global, sebuah peningkatan signifikan dari angka 34% pada tahun 2024. Secara keseluruhan, investor telah mengucurkan lebih dari USD 200 miliar ke sektor AI dalam kurun waktu tersebut. Tak heran jika banyak pendiri startup AI yang mendadak menjadi miliarder, baik melalui suntikan dana besar maupun akuisisi perusahaan.

Kisah Sukses di Balik Lonjakan AI

Salah satu nama yang mencuat adalah Lucy Guo, salah satu pendiri Scale AI. Di usianya yang ke-31, Guo sempat dinobatkan sebagai miliarder wanita termuda di dunia yang sukses berkat usahanya sendiri. Kekayaannya diperkirakan mencapai USD 1,4 miliar setelah Meta mengakuisisi 49% saham Scale AI dengan nilai lebih dari USD 14 miliar.

Meskipun Guo telah meninggalkan Scale AI pada tahun 2016, ia masih mempertahankan sekitar 3% sahamnya di perusahaan tersebut. Selain itu, ia juga memiliki startup keduanya, Passes, yang kini bernilai lebih dari USD 150 juta.

Dari Tiongkok, kisah sukses datang dari Liang Wenfeng, pendiri startup AI DeepSeek. Pada awal tahun 2025, DeepSeek berhasil menggemparkan Silicon Valley setelah sukses melatih model AI dengan biaya yang jauh lebih efisien dibandingkan perusahaan-perusahaan AI asal Amerika Serikat. Keberhasilan ini mengantarkan Liang Wenfeng menjadi miliarder dengan estimasi kekayaan sebesar USD 11,5 miliar.

Nama lain yang tak kalah menarik adalah Edwin Chen, pendiri dan CEO Surge AI. Dalam waktu kurang dari lima tahun, Chen berhasil membawa Surge AI menjadi perusahaan anotasi data dengan valuasi fantastis mencapai USD 24 miliar. Perusahaan ini kini melayani klien-klien papan atas seperti Google, Meta, dan Microsoft.

Diperkirakan, Chen menguasai 75% saham perusahaannya, dengan estimasi nilai mencapai USD 18 miliar. Pada usia 37 tahun, Chen tercatat sebagai orang termuda yang masuk dalam daftar orang terkaya di AS versi Forbes 400.

Gelombang miliarder muda juga muncul dari Mercor. Brendan Foody, Adarsh Hiremath, dan Surya Midha, para pendiri Mercor, menjadi miliarder termuda di usia 22 tahun, memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Mark Zuckerberg.

Didirikan pada tahun 2023, Mercor berperan penting dalam membantu laboratorium AI terkemuka seperti OpenAI, Anthropic, dan Meta untuk melatih model mereka. Caranya adalah dengan merekrut pakar untuk mengevaluasi dan menyempurnakan data. Mercor diperkirakan memiliki valuasi USD 10 miliar, dengan masing-masing pendirinya memiliki kekayaan sekitar USD 2,2 miliar.

Mureks