Tren

Elon Musk Kembali Kuasai Paket Gaji Fantastis US$56 Miliar di Tesla Setelah Putusan Pengadilan

Advertisement

Mahkamah Agung Delaware pada Selasa, 23 Desember 2025, secara resmi memulihkan paket pembayaran fantastis senilai US$56 miliar milik CEO Tesla, Elon Musk. Keputusan ini membalikkan putusan sebelumnya dari Pengadilan Kanselir negara bagian yang sempat membatalkan kompensasi tersebut setelah adanya gugatan dari seorang pemegang saham.

Dalam putusan terbarunya, Mahkamah Agung Delaware menyatakan bahwa pembatalan kompensasi itu tidak memberikan pengakuan yang layak atas dedikasi serta usaha Musk selama lebih dari enam tahun memimpin Tesla. Dengan harga saham Tesla yang memecahkan rekor baru pada minggu ini, nilai paket pembayaran Musk kini diperkirakan telah meningkat mendekati US$140 miliar, berdasarkan laporan Bloomberg.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Riwayat Panjang Gugatan Paket Pembayaran Musk

Paket kompensasi Elon Musk dari Tesla ini mulai berlaku sejak tahun 2018, dengan sejumlah target kinerja yang sangat ambisius. Musk dan timnya berhasil memenuhi seluruh target tersebut, yang mencakup pencapaian kapitalisasi pasar, pertumbuhan pendapatan, dan profit yang luar biasa agresif.

Namun, keberhasilan ini tidak luput dari sorotan hukum. Gugatan dilayangkan oleh Richard Tornetta, seorang mantan pengacara yang juga merupakan pemegang sembilan saham Tesla. Tornetta berargumen bahwa proses negosiasi kompensasi Musk dinilai tidak transparan. Ia menyoroti bahwa para pemegang saham tidak mendapatkan informasi yang cukup, terutama terkait kemungkinan adanya konflik kepentingan dalam penetapan paket tersebut.

Kasus ini kemudian bergulir selama bertahun-tahun, dengan Elon Musk sendiri hadir sebagai saksi utama di pengadilan. Pada akhirnya, Pengadilan Kanselir Delaware sepakat dengan argumen penggugat, yang berujung pada pembatalan paket pembayaran Musk. Keputusan ini sempat menjadi isu besar dan perdebatan sengit di dunia korporasi Amerika Serikat.

Reaksi dan Dampak di Kalangan Pemegang Saham

Setelah putusan Mahkamah Agung keluar bulan ini, berbagai pihak memberikan reaksi. Elon Musk, melalui akun X pribadinya, langsung menulis singkat “Dibenarkan”, sebagai bentuk ungkapan rasa syukurnya atas dukungan pemegang saham.

Advertisement

Dukungan vokal juga datang dari Alexandra Merz, yang dikenal luas sebagai “TeslaBoomerMama” di komunitas investor. Sementara itu, dinamika hukum ini juga mendorong Tesla untuk melakukan sejumlah perubahan signifikan, termasuk memindahkan kantor pusat perusahaan dari Delaware ke Texas.

Dengan kembalinya paket pembayaran ini, Tesla diperkirakan akan mencabut paket kompensasi baru senilai US$29 miliar yang sebelumnya ditawarkan kepada Musk. Paket alternatif itu awalnya disusun sebagai langkah antisipasi jika banding di Mahkamah Agung tidak berhasil. Selain itu, terdapat pula paket kompensasi terpisah senilai US$1 triliun yang berlaku khusus bagi Musk, dengan serangkaian target kinerja yang harus dipenuhi untuk pencairan dana maksimal.

Detail Paket Pembayaran dan Syarat Kinerja

Beberapa ketentuan utama dalam paket pembayaran Tesla bagi Elon Musk meliputi:

  • Musk hanya akan menerima kompensasi jika Tesla mencapai target kapitalisasi pasar yang luar biasa tinggi.
  • Target lain mencakup pertumbuhan pendapatan dan profit yang sangat agresif.
  • Jika semua target kinerja berhasil dicapai, Musk berhak menguangkan saham dalam jumlah besar hingga mencapai nilai puluhan miliar dolar.

Proses pengambilan keputusan di level pemegang saham pun berlangsung ketat. Pada pertemuan tahunan Tesla beberapa bulan lalu, mayoritas pemegang saham telah memberikan suara untuk menyetujui kembali paket kompensasi tersebut. Meskipun demikian, Pengadilan Kanselir Delaware tetap mengonfirmasi pembatalan paket hingga akhirnya Mahkamah Agung memutuskan untuk mengaktifkan kembali seluruh kompensasi.

Dinamika hukum dan keputusan terkait pembayaran eksekutif ini menimbulkan efek domino bagi perusahaan lain di Amerika Serikat, terutama dalam pemilihan negara bagian pendirian korporasi. Banyak pelaku bisnis kini memantau ketat dampaknya terhadap budaya perusahaan dan tata kelola di lingkungan startup teknologi dan otomotif masa kini.

Advertisement
Mureks