Tren

DPR Dorong Pindad Produksi Alat Berat, Daftar Negara Berbahaya & Cadangan Lithium Raksasa

Advertisement

Beragam informasi menarik perhatian pembaca sepanjang Sabtu (6/12/2025). Isu kebencanaan di dalam negeri, daftar negara paling berbahaya di dunia, peringatan cuaca ekstrem, temuan cadangan lithium raksasa di Amerika Serikat, hingga memanasnya tensi Rusia dan Eropa menjadi sorotan utama.

Berikut rangkuman berita populer yang dirangkum dari berbagai sumber terpercaya.

DPR Minta Pindad Produksi Alat Berat untuk Bencana

Anggota Komisi VII DPR RI, Putra Nababan, menilai industri pertahanan dan manufaktur nasional memiliki peluang pertumbuhan positif dalam lima tahun ke depan. Ia mendorong PT Pindad untuk serius mengembangkan produksi alat berat, seperti ekskavator dan buldozer, mengingat kebutuhan penanganan bencana di Indonesia terus meningkat.

Penilaian ini disampaikan saat kunjungan ke PT Pindad di Bandung pada Kamis (4/12/2025). Putra Nababan mengacu pada sejumlah bencana di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat, di mana proses evakuasi korban terhambat karena akses tertutup dan minimnya alat berat.

Ia menekankan pentingnya pemetaan kebutuhan alat berat secara nasional, termasuk untuk wilayah Indonesia timur. Kemandirian produksi dinilai krusial bagi keselamatan warga di daerah rawan bencana.

Lima Negara Paling Berbahaya 2025, Indonesia dalam Kategori Moderat

Artikel terpopuler lainnya memuat daftar lima negara paling berbahaya di dunia pada 2025 berdasarkan Global Peace Index (GPI). Indeks ini menilai 163 negara melalui 23 indikator keamanan.

Rusia menempati peringkat pertama negara paling berbahaya akibat dampak perang dengan Ukraina, tekanan ekonomi domestik, dan sanksi internasional. Ukraina, Sudan, Republik Demokratik Kongo, dan Yaman melengkapi posisi lima besar karena masih bergulat dengan perang, konflik bersenjata, atau krisis kemanusiaan.

Indonesia berada di peringkat ke-110 dengan skor ancaman moderat. Posisi ini menempatkan Indonesia di luar kelompok negara paling berbahaya dan dinilai lebih stabil dibanding negara-negara zona konflik.

BMKG Peringatkan Hujan Lebat dan Angin Kencang Meluas

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca untuk periode 6–7 Desember 2025. Sejumlah wilayah dipetakan berpotensi mengalami hujan lebat dan angin kencang.

Advertisement

BMKG mencatat hujan sangat lebat hingga ekstrem telah terjadi di Sumatera Utara, Bali, dan Maluku Utara. Dinamika atmosfer dipengaruhi oleh Gelombang Rossby Ekuator, Gelombang Kelvin, dan MJO spasial yang memicu pertumbuhan awan konvektif.

Prakiraan BMKG menunjukkan hujan sedang hingga lebat meluas di sebagian besar Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, hingga Papua. BMKG mengimbau masyarakat waspada terhadap dampak cuaca ekstrem seperti banjir dan longsor.

Cadangan Lithium Raksasa Ditemukan di Amerika Serikat

Penemuan cadangan lithium raksasa di Amerika Serikat menjadi salah satu artikel paling dibaca, terkait dengan transisi energi global. Penelitian Science Advances mengungkap Kaldera McDermitt di perbatasan Nevada–Oregon menyimpan lapisan tanah liat kaya lithium dengan estimasi 20–40 juta metrik ton.

Nilai ekonomi cadangan tersebut diperkirakan mencapai 1,5 triliun dolar AS atau sekitar Rp 24 kuadriliun. Cadangan ini diprediksi mampu menopang pasokan lithium dunia selama puluhan tahun.

Lithium krusial sebagai bahan utama baterai kendaraan listrik dan penyimpanan energi terbarukan. Namun, peneliti menekankan bahwa pengambilan lithium dari tanah liat memerlukan proses teknis serta pengelolaan air-limbah yang ketat, dengan mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial.

Putin Ancang-ancang Hadapi Eropa, Intelijen Sebut Rusia Siapkan Opsi Serang NATO

Isu geopolitik Rusia–Eropa kembali memanas setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pernyataan keras di Forum Investasi VTB “Russia Calling!” di Moskwa pada Selasa (2/12/2025).

Putin menegaskan Rusia siap menghadapi konflik jika pihak Eropa memilih memulai konfrontasi. Ia menuduh negara-negara Eropa menghambat upaya perdamaian dan memutus kontak diplomatik lebih dulu.

Di sisi lain, pejabat Jerman yang dikutip Euronews menyampaikan analisis intelijen terbaru. Analisis tersebut menyebutkan Rusia tengah membangun kapasitas sebagai opsi serangan terhadap NATO pada 2029, seiring meningkatnya dugaan operasi hibrida seperti serangan siber dan pelanggaran wilayah udara.

Advertisement