Ditangkap Polisi, Ketua Geng Menangis

oleh
oleh

LUBUKLINGGAU-Lantaran sangat meresahkan masyarakat, anggota Polsek Lubuklinggau Barat berhasil menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam aksi tawuran di kawasan Car Free Day (CFD) Lubuklinggau.

Keempat orang tersebut semuanya masih anak-anak, meski ada yang sudah menikah. Dua diantaranya ketua geng, tiga orang adalah anggota Geng Lubuk Aman Comunity (LAC), yakni Aris Munandar alias Dedek (16) Ketua LAC yang sudah menikah.

Kemudian anggota LAC, KAF (16) warga Kelurahan Sukajadi Kecamatan Lubuklinggau Barat I dan IS (15) warga Jalan Depati Said RT.3 Kelurahan Pelita Jaya Kecamatan Lubuklinggau Barat II. Serta Ketua Geng Anak Mesat Comunity (AMC) HA (15) warga Jalan Jendral Mohamad Hasan RT.8 Kelurahan Muara Enim Kecamatan Lubuklinggau Barat II.

Kapolres Lubuklinggau AKBP Nuryono melalui Kapolsek Lubuklinggau Barat Iptu Farizal Alamsyah menjelaskan aksi kedua geng ini meresahkan warga yang berada di CFD saat hari Minggu. “Mereka hampir setiap minggu tawuran. Makanya kami amankan. Kami juga kepada orang tua agar mengawasi anak-anaknya, jangan dibiarkan berkeliaran,” imbaunya.

Uniknya ditambahkan Kapolsek, meski garang saat tawuran apalagi ketika membawa senjata tajam. Keempat orang ini ketika ditangkap semuanya mewek alias menangis. “Saat ditangkap menangis. Tak terkecuali Ketua Geng masing-masing,” kata Kapolsek, Minggu (15/8/).

Khusus Geng AMC, bahkan dalam logonya terlihat sangat garang. Ada gambar tengkorak, bahkan ada Motto “Ngapo Takut, Mati Tanam” namun menangis setelah ditangkap polisi.

Sementara itu, terkait aksi tawuran kerap terjadi di wilayah Kota Lubuklinggau, utamanya di kawasan Masjid Agung As-Salam. Wali Kota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe menegaskan masalah tawuran ini sedang diselesaikan oleh pihak kepolisian.

“Sudah diselesaikan, dicari ke akar-akarnya. Sudah terungkap semua geng-geng yang berbuat ulah,” kata Nanan, sapaan akrab Walikota, Ahad (15/8).

Menurut Nanan, terjadinya tawuran antarremaja ini, salah satunya penyebabnya karena terlalu lamanya sekolah daring atau online. “Selain itu mungkin karena pengaruh game online (game perang). Ditambah lagi dengan seringnya berita tawuran dan kriminal,” cetusnya.

Makanya dia berharap kasus Covid-19 ini terus turun, kemudian PPKM juga terus turun level. Sehingga sekolah tatap muka bisa dilaksanakan. “Kita akan melihat minggu-minggu ini, setelah mendengar dari Dinkes layak sekolah tatap muka, maka akan kita lakukan,” pungkasnya.(kom/jul)