Didemo Warga Karena 17 Agustus Tidak Meriah, Camat Ulu Rawas Buka Suara

oleh
oleh

MUREKS.CO.ID – Warga Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Muratara Rabu (17/8/2022) menggelar aksi demo dengan membakar ban di Kantor Camat Ulu Rawas. Mereka menganggap peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di kecamatannya tidak meriah.

Camat Ulu Rawas, Sobri akhirnya buka suara memberi tanggapan terkait protes warga, karena perayaan 17 Agustus kurang meriah.

Ia mengatakan, sejak awal rapat panitia segala sesuatu telah dipersiapkan, termasuk untuk kegiatan pesta rakyat.

“Persoalannya ini sebenarnya sangat sepele. Saya sudah membentuk panitia, kemudian sudah dirincikan berbagai kegiatan. Tapi panitia tidak jalan,” kata Camat Sobri, Kamis (18/8/2022).

BACA JUGA : HDS Inspektur Upacara, Peringatan Kemerdekaan Khidmat

Dikatakannya, pesta rakyat tetap dilaksanakan, hanya saja persiapan lambat dari panitia. Tenda dipasang setelah acara upacara.

“Permintaan warga acara pesta rakyat, itu saya kabulkan, digelar hari ini (Kamis,18/8). Anggaran sudah diberikan Rp8 juta,” katanya.

Kemudian soal pertandingan, semua sudah digelar. Bola kaki, badminton, volly, lomba kejar itik dan sebagainya sudah dilaksanakan semua.

“Termasuk juga piala dan hadiah itu sudah saya beli,” katanya.

BACA JUGA : Perayaan HUT Kemerdekaan Tidak Meriah, Warga Ulu Rawas Geruduk Kantor Camat

Banyak lagi yang sudah dilaksanakan, seperti konsumsi saat kegiatan sudah disiapkan.

Memang soal permainan anak-anak, tidak tercantum dalam kegiatan, anggarannya tidak ada. Tapi dalam rapat sudah dibahas itu dilaksanakan secara sukarela. Di desa lain juga begitu.

“Khusus yang permainan anak-anak ini tidak terkumpul dan tidak terlaksanakan karena panitia tidak jalan,” katanya.

Anggaran yang disiapkan diakuinya ada hampir ratusan juta. Untuk seluruhnya baik paskibraka, dan jalan-jalan anggota paskibraka.

“Sebagian bersifat ganti uang (GU) kegiatan dilakukan dulu baru dicairkan,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, warga dan pemuda di Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) melakukan demo, ke Kantor Camat Ulu Rawas.

BACA JUGA : Tak Pernah Dapat Proyek Meubiler, Muncul Kwitansi Rp642 Juta di Bawaslu Muratara

Puluhan warga tersebut mendatangi kantor Kecamatan Ulu Rawas, Rabu (17/8/2022), sekitar pukul 10.00 WIB. Demo warga usai upacara bendera tersebut juga diwarnai bakar ban di depan kantor camat.

Menurut tokoh masyarakat Ulu Rawas, M Ali Sanusi demo tersebut spontan terjadi. Karena masyarakat kesal upacara bendara 17 Agustus seakan upacara hari Senin di sekolah saja. Dengan fasilitas yang tidak seperti upacara Agustus-an sebelumnya.

“Mulai dari sound system yang tidak memadai, tidak ada tenda, dan juga tidak ada kemeriahan. Padahal upacara sudah tingkat kecamatan,” katanya, Rabu (17/8/2022).

Dia mengungkapkan, biasanya upacara 17 Agustus tinggkat kecamatan, yang digelar di Kelurahan Muara Kulam, Ulu Rawas tersebut selalu juga diisi dengan lomba-lomba anak-anak.

Bahkan tidak ada resepsi kenegaraan ataupun pesta rakyat. Padahal sebelum selalu digelar resepsi kecil, sebagai penutup rangkaian 17an.

Diceritakan M Ali, biasanya usai upacara di lapangan, para siswa atau anak-anak ada berbagai lomba, mulai lomba lari, kemudian lomba tarik tambang, lomba makan kerupuk dan sebagainya.

“Lomba-lomba yang biasa dilakukan hadiahnya tidak besar, minimal hadiahnya buku, kemudian pensil. Ada juga hadiah berupa snack-snack,” katanya.

Namun sangat berbeda pada momen saat ini, lomba-lomba anak-anak tersebut tidak digelar. “Nah kondisi itu membuat masyarakat dan pemuda menjadi mengadu ke saya. Maka saya ajak sekalian bertanya ke pemerintah kecamatan lansung. Secara spontan saja,” tambahnya.

Dia mengaku, memang ada panitia 17an yang dibentuk. Hanya saja tidak diberikan anggaran. Makanya masyarakat mempertanyakan apa benar tidak anggaran.

Begitu juga lomba-lomba lain, seperti sepak bola, volly, maupun bulu tangkis minim support pemerintah kecamatan.

“Lomba-lomba seperti bola kaki, voly dan sebagainya tetap digelar oleh pemuda. Tapi kan mereka menggelar lomba itu dengan uang pendaftaran. Kalau lomba-lomba anak-anak tidak mungkin pakai pendaftaran,” jelasnya. (lipos/*)
Editor : Panca Riatno