Olahraga

Dari Lapangan Hijau ke Arena Futsal: Kisah Nizrina Fauziah, Juara PON yang Pivot Karier

Advertisement

Setahun setelah mengukir sejarah sebagai juara di cabang olahraga sepak bola wanita pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh-Sumut, Nizrina Fauziah kembali berlaga di babak final. Namun, kali ini bukan di lapangan hijau, melainkan di arena futsal dalam kompetisi antar-kampus, Campus League.

Perempuan kelahiran Indramayu, 9 Mei 2004, ini memimpin tim futsal Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung sebagai kapten. Penampilannya yang gemilang membawa rekan-rekannya melaju ke final fase regional Campus League Futsal 2025 yang diselenggarakan di Kampus Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Sayangnya, keberuntungan belum berpihak pada Nizrina dan timnya. Mereka harus mengakui keunggulan lawan, STKIP Pasundan Cimahi, dengan skor tipis 1-2. Meski demikian, semangat Nizrina tak luntur.

“Kita sudah berjuang sampai titik darah penghabisan, sudah mati-matian. Mungkin hanya kurang beruntung. Masih ada fase nasional, kita balas di sana,” ujar Nizrina, merujuk pada kesempatan timnya untuk berlaga di fase nasional Campus League Futsal 2025 yang akan berlangsung pada 3-7 Desember 2025.

Adaptasi Cepat dan Kontribusi Signifikan

Meski belum berhasil meraih gelar juara di fase regional, performa Nizrina di cabang futsal patut diacungi jempol. Ia berhasil mencetak total enam gol sepanjang fase regional ini. Nizrina mengungkapkan bahwa banyak pelajaran dari sepak bola wanita yang ia terapkan untuk tampil apik di futsal.

Advertisement

“Terutama di pengendalian mental. Yang mengendalikan mental teman-teman ketika nervous seperti apa. Terus kedisiplinan sih yang paling utama. Saya bisa lebih jaga makan, jaga pola tidur. Dari training camp dua tahun itu cukup memberikan efek yang luar biasa,” jelas Nizrina.

Kini, Nizrina lebih banyak menghabiskan waktunya di futsal dibandingkan sepak bola. Ia menjelaskan bahwa pilihan ini diambil demi memanfaatkan ritme latihan yang lebih terjaga antara kedua cabang olahraga tersebut. Ia mengaku tidak mengalami kesulitan berarti dalam beradaptasi dari sepak bola ke futsal, atau sebaliknya.

“Dua-duanya juga enak ya, tergantung cara kita lebih bisa adaptasi aja sih. Seperti setahun terakhir ini saya lebih banyak latihan di futsal. Karena di kampus saya ikutnya UKM di futsal,” tambahnya.

Nizrina melanjutkan, “UKM sepak bola (kampus saya) kurang aktif. Yang lebih besar latihan di futsal. Makanya saya memanfaatkan latihan di futsal yang terjaga, teratur. Kalau masalah lebih enak dimana sih, dua-duanya enak ya. Mungkin untuk sekarang lebih enak di futsal karena adaptasinya lebih lama di futsal.”

Advertisement
Mureks