BYD secara resmi meluncurkan Dolphin G PHEV, sebuah langkah strategis yang langsung menyita perhatian pasar otomotif Eropa. Model ini digadang-gadang sebagai solusi inovatif di tengah ketatnya regulasi dan tingginya tarif impor yang membebani mobil listrik asal China.
Produsen otomotif raksasa asal China ini memilih strategi berbeda dengan memperkenalkan kendaraan plug-in hybrid (PHEV). Mobil hybrid seperti Dolphin G tidak terkena beban tarif impor hingga 35 persen, berbeda dengan mobil listrik murni. Hal ini menjadikannya alternatif cerdas untuk mengakali regulasi Eropa yang semakin ketat.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Dirancang Khusus untuk Pasar Eropa
Dolphin G disebut sebagai produk pertama BYD yang memang khusus dirancang untuk Eropa. Proses pengembangan mobil ini dilakukan berdasarkan kebutuhan dan preferensi konsumen di kawasan tersebut, bukan sekadar modifikasi dari model yang sudah ada di China.
Menurut Presiden BYD, Stella Li, “pasar hatchback kecil berteknologi PHEV di China nyaris tidak ada.” Oleh karena itu, seluruh pengembangan teknologi, fitur, dan desain Dolphin G sepenuhnya ditujukan untuk memenuhi permintaan konsumen Eropa yang semakin mengutamakan elektrifikasi, tetapi juga membutuhkan solusi praktis dan efisien.
Teknologi dan Spesifikasi Andalan
Perkiraan awal menyebutkan Dolphin G akan mengadopsi platform serupa Atto 2 DM-i. Teknologi ini menggabungkan mesin bensin 1.5 liter bersama motor listrik, serta menawarkan dua opsi baterai, yaitu 7,8 kWh dan 18,3 kWh.
Keunggulan Dolphin G terletak pada jarak tempuh listrik murni yang bisa mencapai 90 km untuk varian baterai terbesar. Dengan bodi yang lebih rendah dan rancangan aerodinamika yang optimal, efisiensi konsumsi energi semakin ditonjolkan.
Berikut fitur utama yang diperkirakan akan diusung Dolphin G PHEV:
- Kombinasi mesin bensin 1.5 liter dan motor listrik.
- Pilihan baterai 7,8 kWh atau 18,3 kWh.
- Jarak tempuh listrik hingga 90 km.
- Desain lebih aerodinamis khusus segmen B Eropa.
Pabrik Eropa dan Ambisi Global
BYD juga menyiapkan langkah besar lain, yaitu memulai produksi secara lokal di Eropa. Pabrik mereka di Hungaria telah masuk tahap perencanaan untuk merakit model Atto 1 dan Atto 2, yang selanjutnya akan disusul oleh produksi Dolphin G. Produksi lokal ini bukan sekadar upaya efisiensi logistik, tetapi menjadi bukti keseriusan BYD menggarap pasar Eropa secara jangka panjang tanpa sekadar mengekspor produk dari China. Produksi di Hungaria diharapkan memangkas hambatan tarif dan memberikan harga bersaing untuk konsumen Eropa.
Sementara itu, di benua lain seperti Australia, peluang Dolphin G PHEV belum sepenuhnya pasti. Regulasi yang berbeda di setiap wilayah membuat BYD harus membaca situasi dengan cermat dan menentukan prioritas pemasaran yang tepat. Strategi BYD dengan Dolphin G PHEV menunjukkan kemampuan adaptasi dalam mengukur pasar global. Dengan solusi plug-in hybrid di segmen B sebagai respons atas perubahan regulasi dan permintaan konsumen, Dolphin G memberi gambaran jelas bagaimana produsen asal China ini mencoba tetap relevan di persaingan global otomotif elektrifikasi.






