Banjir Sumatera Hanyutkan Ribuan Kayu Gelondongan, DPR Desak Investigasi Ilegal Logging

Dikurasi olehMureks AI
Kayu Gelondongan Hanyut di Banjir Sumatera, Pemerintah Diminta Selidiki Dugaan Pembalakan Liar
Banjir yang melanda wilayah Sumatera, khususnya Sumatera Utara dan Sumatera Barat, pada akhir November 2025 telah menyebabkan ribuan kayu gelondongan hanyut dan berserakan, memicu dugaan kuat adanya praktik pembalakan liar. Fenomena ini mendorong Komisi IV DPR RI untuk mendesak pemerintah segera membentuk tim investigasi guna menelusuri asal-usul kayu tersebut. Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menduga kayu berasal dari Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) di Areal Penggunaan Lain (APL), sebuah skema yang diakui kerap digunakan untuk pencucian kayu ilegal.

Ringkasan

  • Banjir besar di Sumatera, meliputi Sumatera Utara dan Sumatera Barat, telah menyeret ribuan kayu gelondongan, menyebabkan kekhawatiran publik.
  • Fenomena banyaknya kayu gelondongan ini menimbulkan kecurigaan kuat terhadap aktivitas pembalakan liar (illegal logging) yang diduga memperparah dampak bencana.
  • Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, mendesak pemerintah untuk segera membentuk tim investigasi guna mengungkap asal-usul dan pelaku di balik kayu gelondongan yang hanyut.
  • Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menduga bahwa kayu gelondongan tersebut berasal dari Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) di Areal Penggunaan Lain (APL), dan mengakui bahwa modus pencucian kayu ilegal sering terjadi melalui skema ini.
  • Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menyatakan prioritas utama adalah evakuasi dan penyaluran logistik bagi warga terdampak, namun akan meninjau isu illegal logging setelah situasi darurat terkendali.

Lini Masa

Banjir bandang dan longsor melanda tiga provinsi di Sumatera: Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Video yang memperlihatkan ribuan kayu gelondongan hanyut di Sumatera Utara menjadi viral. Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menyatakan fokus utama adalah evakuasi warga dan logistik, namun akan meninjau isu illegal logging setelah situasi darurat terkendali.
Warga terlihat berjalan di antara tumpukan kayu gelondongan yang berserakan di Pantai Air Tawar, Padang, Sumatera Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mencatat total 86 korban tewas dan 88 orang belum ditemukan akibat banjir dan longsor. Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK, Dwi Januanto Nugroho, memberikan penjelasan awal, menduga kayu berasal dari Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) di Areal Penggunaan Lain (APL) dan tidak mengesampingkan modus pencucian kayu ilegal.
Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, mendesak pemerintah untuk segera membentuk tim investigasi guna menelusuri asal-usul kayu gelondongan tersebut.

Cek Fakta & Data

  • Banjir di Sumatera membawa ribuan kayu gelondongan pada akhir November 2025.
  • Daniel Johan adalah Anggota Komisi IV DPR RI.
  • Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menduga kayu berasal dari Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) di Areal Penggunaan Lain (APL).
  • Banjir dan longsor di Sumatera Barat menyebabkan 86 korban tewas dan 88 hilang (data 28 November 2025 malam).
  • Gubernur Sumatera Utara adalah Bobby Nasution.

Disclaimer

Konten ini dikurasi menggunakan teknologi AI dari berbagai sumber berita terpercaya. Kami berupaya memberikan informasi yang akurat dan terverifikasi. Namun, pembaca disarankan untuk melakukan pengecekan lebih lanjut melalui sumber-sumber referensi yang tercantum di atas.