Belum Ada Kasus Hepatitis Akut di Empat Lawang

oleh
oleh
Hj Hepy Safriani (Kepala Dinkes Empat Lawang)

EMPAT LAWANG – Munculnya penyakit hepatitis akut saat ini masih misterius belum diketahui penyebabnya yang tiba-tiba muncul dan menyerang anak-anak.

Lantaran penyakit ini terbilang misterius karena hingga saat ini belum diketahui penyebab pastinya, akan tetapi ada beberapa diagnosis dan hipotesis dari pakar kesehatan dan peneliti di dunia yang mengarah pada Covid-19.

Belakangan tiga pasien anak yang dirawat di RSUP Dr Ciptomangunkusumo Jakarta diduga juga terjangkiti hepatitis akut ini meninggal dunia.

Adapun gejala yang ditimbulkan kasus hepatitis akut misterius ini pada anak yakni, gejala kuning, sakit perut, muntah, diare mendadak, buang air kecil berwarna kuning tua, buang air besar berwarna pucat , kejang, dan penurunan kesadaran.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Empat Lawang Hj Hepy Syafriani menyampaikan, fenomena luar biasa ini belum diketahui penyebab pastinya.

“Kemungkinan disebabkan oleh Adenovirus tipe 41 dan SARS CoV-2 dan untuk saat ini di Empat Lawang belum ada kasus ini,” kata Hepy.

Menurutnya saat ini pihak terus aktif memonitoring faskes-faskes yang ada di Kabupaten Empat Lawang.

“Kita instruksikan kepada seluruh jajaran untuk siaga di tempat masing-masing, mengedukasi masyarakat untuk selalu menjaga personal hygiene,” tutur Hepy.

Iapun menghimbau kepada masyarakat Kabupaten Empat Lawang untuk tetap waspada, tetap terapkan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan.

“Menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak dengan orang sakit,” pesannya.

Semenetara itu, salah seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Empat Lawang, Eliyanti mengaku belum mengetahui adanya penyakit misterius ini.

“Belum tahu tapi setelah mendengar cerita tentang penyakit ini tentu saya akan ikut waspada sebab tadi katanya penyakit ini menyerang anak-anak,” ungkapnya.

Ibu dua anak ini bercerita jika melihat anaknya sakit sedikit saja dirinya merasa cemas, khawatir bahkan panik.

“Pasti tidak enak dan kasihan kalau melihat anak kita sakit bahkan mikirnya kalau bisa ditukar biar saya saja yang sakit jangan anak saya,” katanya.

Ia menyebut, dirinya selama ini menjaga makanan yang masuk ke tubuh anaknya karena memang menurutnya sumber penyakit itu salah satunya dari kebiasaan membeli makanan secara sembarangan di luar.

“Jangan sembarangan jajan jaga makanan, kalau lewat tiga hari batuk anak saya, saya bawa ke dokter kadang faktor cuaca juga yang bikin anak sakit,” bebernya. (Ken)