Tren

Beli Token Listrik Rp 100.000 untuk Daya 900 VA, Berapa Lama Tahan? Ahli Ungkap Hitungannya

Advertisement

Pemerintah memastikan harga token listrik PLN untuk pelanggan nonsubsidi tidak mengalami perubahan pada Desember 2025. Keputusan ini memungkinkan pelanggan prabayar untuk membeli token dengan tarif yang sama seperti bulan sebelumnya.

Token listrik PLN tersedia dalam berbagai nominal, mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 1 juta. Banyak masyarakat menyesuaikan pembelian dengan kebutuhan bulanan, ada yang membeli dalam jumlah besar, ada pula yang memilih pembelian bertahap seperti Rp 100.000 per transaksi.

Bagi sebagian pengguna, token senilai Rp 100.000 dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar listrik rumah tangga dengan daya 900 VA. Namun, lamanya token bertahan sangat bergantung pada pola pemakaian energi di setiap rumah tangga. Lantas, berapa lama token Rp 100.000 untuk daya 900 VA bisa bertahan?

Perhitungan Daya Tahan Token Listrik

Dosen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta, Toto Sukisno, menjelaskan bahwa awet tidaknya token listrik sangat bergantung pada penggunaan harian. Ia menegaskan tidak ada durasi pasti karena kebutuhan energi setiap rumah berbeda.

Secara umum, Toto memperkirakan token listrik Rp 100.000 dapat bertahan sekitar 15 hari untuk daya 900 VA, dengan catatan penggunaan dalam pola normal.

“Kalau berapa lamanya, tergantung dari pemakaian tentunya,” ujar Toto kepada Kompas.com, Sabtu (6/12/2025).

Ia merinci, “Kalau asumsi 900 VA nonsubsidi, dengan pemakaian rata-rata 50 persen dari kapasitas langganan dengan pemakaian 10 jam setiap hari untuk rumah tangga, maka akan menggunakan energi kurang lebih 4,5 kWh setiap hari, sehingga pulsa Rp 100 ribu bisa digunakan 15 hari.”

Konversi Token ke Satuan kWh

Setiap pembelian token listrik akan dikonversi ke dalam satuan kilowatt hour (kWh). Jumlah kWh yang diperoleh bergantung pada daya (VA) serta besaran Pajak Penerangan Jalan (PPJ) yang berbeda di setiap daerah.

Untuk daya 900 VA, nilai kWh dari token Rp 100.000 umumnya berada di kisaran 70 kWh setelah dipotong PPJ dan biaya administrasi.

Advertisement

Sebagai contoh, di Jakarta dengan PPJ sebesar 3 persen, pembelian token Rp 100.000 akan dikenakan PPJ Rp 3.000. Energi yang diterima dapat dihitung sebagai berikut:

(100.000 − 3.000) ÷ 1.352 = 71,74 kWh

Hasil perhitungan ini bisa bervariasi di tiap daerah tergantung besaran PPJ. Namun, ketahanan token tetap sangat dipengaruhi oleh pola pemakaian dan jenis peralatan listrik yang digunakan.

Peralatan yang Mempengaruhi Konsumsi Listrik

Toto menambahkan, token bisa bertahan lebih lama pada rumah tipe kecil, seperti tipe 36 dengan sumber air dari PDAM. Pada rumah seperti ini, beban listrik umumnya berasal dari perangkat dasar seperti kulkas, kipas angin, lampu, dan televisi.

“Kalau hunian perumahan tipe 36 yang menggunakan PDAM, biasanya bebannya hanya kulkas, kipas, lampu, dan TV. Biasanya pulsa Rp 50 ribu bisa digunakan 15 hari,” tutur Toto.

Namun, ia menekankan bahwa sejumlah perangkat rumah tangga dapat mengonsumsi energi jauh lebih besar. Pompa air, terutama pada rumah dengan sumur, termasuk salah satu penyedot listrik terbesar. Televisi juga dapat mengonsumsi daya cukup banyak jika dinyalakan dalam waktu lama.

Oleh karena itu, Toto menyarankan penggunaan perangkat berdaya besar dilakukan secara bijak dan hanya saat diperlukan untuk efisiensi pemakaian listrik dan agar token bertahan lebih lama.

Advertisement