Angka Pernikahan Dini di Musi Rawas Tinggi 

oleh
oleh
angka pernikahan dini di Kabupaten Musi Rawas saat ini tinggi, bahkan nomor dua tertinggi di Propinsi Sumatera Selatan
Ilustrasi

MUREKS.CO.ID – Fakta mengejutkan diungkapkan Ketua TP PKK Kabupaten Musi Rawas, H Riza Novianto Gustam, saat melantik Pj Ketua PKK Desa, Selasa (25/10/2022). Menurutnya, angka pernikahan dini di Kabupaten Musi Rawas saat ini tinggi, bahkan nomor dua tertinggi se-Sumsel. Fakta ini pun dibenarkan Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Musi Rawas (Mura), Muhammad Nizar dikutif dari Linggau Pos, Jumat, 26 Oktober 2022.

Menurutnya, angka pernikahan dini di Kabupaten Musi Rawas saat ini cukup tinggi, mencapai angka 55 persen. Itulah sebabnya, angka stunting di Kabupaten Mura juga tinggi. “Pada awalnya tinggi, mencapai 55 persen, namun sekarang sudah turun menjadi 37,5%,” ungkapnya.

Baca Juga : UNPARI Jalin Kerjasama dengan Linggau Pos Group

Setidaknya ungkap Nizar, ada lima kecamatan yang tinggi angka pernikahan dini. Kondisi tersebut diketahui dari hasil pendataan keluarga oleh DDPPKB Kabupaten Mura tahun 2021, yakni Kecamatan Terawas, Kecamatan Muara Lakitan, Kecamatan Tuah Negeri, Kecamatan Tiang Kepumpung Kepungut (TPK) dan Kecamatan Jayaloka.

Menurut Nizar berdasarkan evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Mura penyebab terjadi pernikahan dini karena pendidikan orang tua rendah, kurangnya kepedulian orang tua terhadap anak. Kemudian dari sisi anak tidak mengikuti kegiatan sosial baik dilingkungan sekolah ataupun tempat tinggal, misalnya mereka tidak aktif dalam kegiatan Pramuka, Posyandu Remaja, dan kegiatan remaja lainnya.

Baca Juga : Cegah Stunting pada Anak dengan Pemenuhan Gizi dan Protein

“Anak-anak menikah dini juga disebabkan pergaulan bebas, mereka lebih banyak mengakses media sosial seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, dan sebagainya,” jelasnya.

Pernikahan dini dan stunting diungkapkan Nizar sangat erat hubungannya. Sebab anak yang menikah dini tubuhnya belum siap untuk hamil. Kemudian pengetahuan mereka tentang kesehatan masih sangat rendah. Sehingga, anak yang lahir dari pernikahan dini cenderung lahir dengan Berat Badan Bayi Rendah (BBBR). “Makanya pernikahan dini penyumbang terbesar tingginya angka stunting,” tegasnya.(red)