Kesuksesan tidak melulu soal materi, jabatan, atau popularitas. Dalam pandangan para ahli dan sejumlah penelitian, sukses juga mencakup kepuasan pribadi mendalam serta kemampuan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Menariknya, banyak indikator kesuksesan sejati justru sering kali luput dari kesadaran pemiliknya sendiri.
Beberapa ciri ini, seperti keterbukaan terhadap kegagalan dan komitmen belajar harian, ternyata menjadi kunci penting. Lantas, apa saja tanda-tanda seseorang telah meraih kesuksesan tanpa ia sadari?
Berorientasi pada Masa Depan dan Inovasi
John Sculley, mantan CEO Apple, menekankan pentingnya pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” dalam perjalanan kariernya. Menurutnya, kesuksesan sangat bergantung pada kemauan untuk memecahkan masalah dengan cara-cara yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Sementara itu, Scott Galloway, profesor pemasaran dari Universitas New York, mengingatkan bahwa resistensi terhadap perubahan justru dapat menghambat kemajuan. Ia berpendapat, mencoba melawan gelombang perubahan hanya akan membuat seseorang “tenggelam”.
Memiliki Visi Kehidupan yang Jelas
Nathaniel Koloc, mantan CEO ReWork, menyarankan untuk tidak hanya bertanya tentang pekerjaan yang diinginkan, tetapi lebih pada kehidupan seperti apa yang dicita-citakan. “Anda seharusnya bertanya pada diri, ‘kehidupan seperti apa yang saya inginkan?’ dan bagaimana pekerjaan tersebut cocok dengan gambaran yang lebih luas,” ujarnya kepada Harvard Business Review.
Pelatih karier Jenny Blake menambahkan, dalam menentukan pekerjaan, bahkan untuk jangka pendek, penting untuk bertanya, “seperti apa hari-hari ideal saya?” dan “seperti apa tipe orang yang ingin saya temui?”
Memanfaatkan Keterampilan Khas
Eric Barker, penulis buku Barking Up the Wrong Tree, menjelaskan bahwa keterampilan unik seseorang bisa menjadi sumber kekuatan. “Penelitian menunjukkan bahwa semakin sering seseorang menggunakan keterampilan miliknya, orang tersebut akan semakin bahagia, dihormati, dan merasa puas dengan pekerjaan,” katanya.
Menggunakan keterampilan khas ini dalam pekerjaan juga dinilai akan mempermudah pencapaian kesuksesan.
Terbuka Terhadap Kegagalan
Scott Galloway menyoroti bahwa raksasa teknologi seperti Apple, Google, dan Facebook pun rentan terhadap kegagalan saat berinovasi. Ia menegaskan, “Jika tidak menghadapi tantangan, kesalahan, atau kegagalan sesekali dalam karier, berarti Anda belum benar-benar mendorong diri keluar dari zona nyaman atau mencoba hal-hal besar.”
Bersedia Mengambil Risiko
Orang sukses jarang sekali ditemukan tanpa rekam jejak pengambilan risiko. Jeff Bezos, CEO Amazon, kerap membicarakan keputusannya dalam memilih risiko. “Saya tahu ketika berusia 80 tahun, saya tidak akan menyesal telah mencoba ini. Saya tidak akan menyesal ikut dalam sesuatu yang disebut Internet, yang saya percaya akan menjadi hal besar. Kalau gagal pun, saya tidak akan menyesal,” ucapnya.
Meluangkan Waktu untuk Belajar Setiap Hari
Beth Comstock menyarankan alokasi sekitar 10 persen dari waktu kerja untuk kegiatan penambah wawasan, seperti membaca, menulis, riset, atau mempelajari hal baru. “Meskipun kita sibuk mengurus pekerjaan, tim, atau proyek, penting juga untuk meluangkan sebagian waktu untuk mencari ide baru, memahami tren, dan belajar dari orang lain atau sumber informasi,” jelasnya.
Tujuannya adalah agar terus berkembang dan siap menghadapi peluang atau tantangan baru, baik melalui membaca artikel, menonton presentasi, atau berdiskusi.
Memiliki Kesadaran Diri yang Akurat
Menurut Tasha Eurich, psikolog organisasi, banyak orang tidak menyadari bagaimana pandangan orang lain terhadap mereka. Padahal, individu dengan pemahaman diri yang akurat cenderung lebih sukses. Eurich merekomendasikan memiliki “kritikus yang penyayang” untuk mendapatkan masukan jujur namun peduli.
Pelatih eksekutif Marshall Goldsmith menambahkan, pandangan orang lain terkadang lebih krusial daripada pandangan diri sendiri. Ia menyarankan untuk merenungkan persepsi orang lain agar perilaku lebih selaras dengan nilai-nilai yang diyakini.
Mempraktikkan Rasa Syukur
Rasa syukur terbukti memberikan manfaat bagi hubungan, kesehatan, dan karier. Doug Conant, mantan CEO Campbell’s Soup, menjadikannya strategi kepemimpinan utama dengan mengirimkan ribuan ucapan terima kasih tulisan tangan.
Tokoh sukses lainnya, seperti John Paul DeJoria, meluangkan lima menit pertama setiap hari untuk bersyukur atas kehidupan.
Menunjukkan Welas Asih
Welas asih pada diri sendiri tidak membuat seseorang menjadi lemah, justru sebaliknya. Jurnal Psychology Press (2003) menyebutkan welas asih diri melibatkan dialog internal positif, pemahaman bahwa kesalahan itu lumrah, dan kesadaran akan pikiran tanpa menyerah padanya.
Emma Seppala, direktur di Pusat Penelitian Kasih Sayang Stanford University, menyarankan, “Perlakukan diri Anda sebagaimana Anda memperlakukan rekan kerja atau teman yang telah gagal.”






